Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya berumur 35 tahun dan isteri saya 33 tahun. Kami telah menikah selama 11 tahun dan memiliki 3 anak. Keluarga kami termasuk keluarga bahagia, tercukupi kebutuhan lahir batin dan tidak pernah mengalami masalah/keributan.
Namun, bulan lalu saya dikejutkan dengan terciumnya skandal perselingkuhan yang telah dilakukan isteri saya dengan teman sekantornya yang sudah beristeri. Menurut pengakuan keduanya, perselingkuhan itu hanya sebatas berciuman, berpelukan dan berpegangan tangan. Saya sama sekali tidak menduga dia tega melakukan hal itu. Isteri saya berjilbab sejak kuliah dan dia sangat menjaga batas-batas hubungan antar pria dan wanita. Bahkan pada saat kuliah, dia sangat aktif dalam pengajian kampus. Proses pacaran kami pun hanya sebatas surat-menyurat. Saya sangat kecewa sekali, karena wanita paling hina dan paling rendah yang pernah saya temui dan saya kenal dalam hidup saya ternyata adalah wanita yang selama ini paling saya percaya dan paling saya cintai.
Menurut pengakuan isteri, dia memang telah jatuh cinta dengan laki-laki tersebut, sehingga dia terlena dan sempat berpaling dari saya dan anak-anak. Bahkan, menurut pengakuan keduanya, isteri saya yang memulai…. Secara terbuka, isteri saya mengaku bahwa tidak merasa ada kekurangan secara lahir dan batin dari saya. Dia sendiri juga tidak mengerti kenapa bisa menyintai laki-laki itu. Menurutnya, semua berjalan dengan begitu saja mengalir tanpa terasa karena setiap hari bertemu di kantor, sehingga membutakan mata dan hatinya.
Meskipun, sekarang dia tetap memilih saya dan anak-anak, saya tetap merasa sakit hati. Saya sudah memaafkan perbuatan mereka, namun bayang-bayang percumbuan mereka selalu terlintas dalam benak saya. Mungkin ibu Anita bisa memberikan jalan keluar agar saya dapat dengan cepat melupakan kejadian itu dan mengobati perihnya sakit hati saya karena dikhianati pasangan hidup. Saya juga sudah mulai tidak mempercayai lagi setiap perkataannya. Bagaimana membangun rasa percaya itu tumbuh kembali seperti masa-masa lalu. Terima kasih
Assalammu’alaikum wr. wb.
Bapak S yang penyabar, tentu sakit benar rasanya hati bapak ketika mengetahui seseorang yang sangat dicintai dan dipercayai ternyata mengkhianati pernikahan yang sudah terbina bertahun-tahun. Padahal membina dan menjaga keharmonisan selama 11 tahun tentu juga sebuah perjalanan panjang yang tidak mudah dan karena satu kekhilafan fatal terancam runtuh.
Perselingkuhan bagi siapapun pasti menyakitkan, terlebih hal itu harus terjadi di tengah keluarga yang terpenuhi kebutuhannya lahir batin. Nampaknya penyebab dari perselingkuhan ini bukan karena masalah yang terjadi dalam hubungan bapak dengan istri tapi semata kekhilafan dari istri. Kedekatan dengan lawan jenis di tempat kerja yang berawal dari kecocokan dan saling mencurahkan isi hati memang dapat menjalin kedekatan emosional, kemudian menimbulkan rasa saling tertarik dan dapat berakhir pada kontak fisik. Wajar saja jika bapak tidak dapat lagi bersikap dan merasakan perasaan yang sama seperti dahulu kepada istri.
Rasa sakit hati, ketidakpercayaan, kemarahan merupakan dampak psikologis yang biasanya akan selalu dirasakan oleh pasangan yang telah dikhianati. Dan rasanya tentu akan semakin menyiksa ketika bayangan kemesraan istri dengan selingkuhannya tersebut terus saja datang membayangi. Sayangnya apa yang sudah terjadi tak akan dapat dirubah, tapi hanya dapat menjadi kisah yang mau tak mau harus diterima sebagai suatu kenyataan. Hal yang berat memang harus menerima kenyataan tersebut namun mau menerima kenyataan merupakan awal untuk memperbaiki keadaan. Meskipun demikian memang akan dibutuhkan waktu untuk menerima dan menyembuhkan luka hati bapak yang tersakiti. Seharusnya isteri dalam hal ini dapat bersabar untuk bisa menerima sikap bapak yang mungkin tak semesra dahulu sampai waktu tertentu.
Saran saya untuk mengatasi dan mengeluarkan segala emosi negatif yang bapak rasakan maka bapak dapat saja melakukan konseling. Dengan keluarnya segala emosi negatif tersebut maka akan membantu proses penyembuhan luka psikologis yang dirasakan. Terakhir kembalikan semuanya kepada Allah yang mengatur segala sesuatunya. Kekuatan iman dan cahya-Nya jua yang akan menyejukkan hati-hati yang panas dan mengembalikan kesuburan hati. Insya Allah dengan senantiasa memohon kekuatan dan meminta perlindungan-Nya maka keluarga bapak akan terjaga keutuhannya dan kembali harmonis. Wallahu’alambishawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.