Isteri Menolak Berhubungan Suami-Isteri

Bismillahirrohmannirrohim

Assalamu ‘alaikum. wr. wb

Ibu Rr. Anita W. yang baik,

Saya dan Isteri berumur 32 tahun, umur perkawinan kami sudah 7 tahun dan alhamdullillah sudah dikaruniai 1 putra berumur 4 tahun.

Saya karyawan swasta dan isteri saya mulai bekerja kembali 3 bulan yang lalu. Saat ini hubungan kami terus terang tidak harmonis. Semenjak isteri saya bekerja kembali, dia berubah sekali dan cuek terhadap saya bahkan sering menolak hubungan suami isteri walaupun kami sedang libur.

Saya sudah mencoba bicara baik-baik dengannya dan saya kaget sekali waktu dia bilang bahwa dia sudah tidak punya perasaan apa-apa terhadap saya. Saya mengerti semenjak kita menikah dia menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengurus suami, anak dan rumah.

Sekarang dia seorang manager restaurant terkenal di Jakarta dan sering ketemu dengan orang-orang penting. Kayaknya dia sekarang lagi kebelinger dengan kehidupan metropolitan yang sebelumnya dia hanya lihat di majalah dan televisi.

Saya mohon pengarahan dari Ibu Anita, bagaimana yang harus saya lakukan? Maaf sebelumnya, saya sudah 40 hari tidak melakukan hubungan suami-isteri, setiap saya mencoba akhirnya kami selalu bertengkar & bahkan dia akan meminta cerai dari saya.

Terima kasih

Assalamualaikum Wr.wb

Bapak Wiratmo yang dirahmati Allah

Saya turut prihatin dengan masalah yang menimpa hubungan anda dengan isteri tercinta. Sikap isteri yang berubah setelah bekerja di luar rumah yang menjadi acuh dan cuek, begitu menyiksa anda.

Apalagi puncaknya saat isteri mulai sering menolak anda untuk memberikan nafkah batin kepadanya, pastinya cukup sulit membayangkan perasaan anda saat itu. Berjima’ atau berhubungan suami isteri bukan saja merupakan kebutuhan biologis semata, tapi juga merupakan kewajiban dan hak anda sebagai seorang suami, sekaligus hak seorang isteri.

Berhubungan suami isteri juga merupakan salah satu sarana di mana suami isteri dapat mencurahkan kasih sayang secara lahir dan batin sekaligus mempererat cinta kasih antara suami dan isteri. Penolakan isteri untuk berhubungan intim biasanya dirasakan suami sebagai penolakan terhadap egonya sebagai laki-laki, artinya sama saja dengan menyinggung harga diri anda sebagai seorang suami.

Sikap isteri anda yang berubah saat ini kemungkinan disebabkan oleh kesibukan barunya, apalagi dengan posisi manager yang pastinya memiliki beban kerja dan tanggung jawab yang sangat besar. Tentunya hal tersebut sangat menyita tenaga dan pikirannya. Apalagi ia baru mulai bekerja lagi semenjak kevakumannya selama 7 tahun sejak menikah dengan anda dan hari-harinya hanya diisi dengan kegiatan mengurus keluarga.

Dapat dipastikan cukup sulit bagi isteri anda untuk menyesuaikan diri dalam membagi waktu, pikiran dan tenaganya untuk urusan kantor sekaligus urusan keluarganya. Hal ini tentunya dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik yang cukup berat dan dapat mengakibatkan stress.

Bagaimana tidak, seorang isteri yang letih bekerja seharian ketika pulang ke rumah masih dihadapkan oleh tugasnya sebagai ibu dan isteri yang juga seakan tidak ada habisnya. Sehingga ketika waktunya libur pasti ingin dinikmatinya untuk benar-benar beristirahat, atau mungkin saja keletihan fisik dan mentalnya membuatnya menjadi kurang bergairah untuk berhubungan suami isteri.

Isteri anda mungkin menganggap anda tidak mau memahami kesulitannya saat ini, apalagi saat anda mulai menuntut hak anda untuk dipenuhi, maka yang terjadi adalah pertengkaran yang berujung tuntutan isteri untuk bercerai.

Sesungguhnya bila isteri sampai lupa tugas dan kewajiban utamanya sebagai isteri maupun ibu, maka tugas anda sebagai suami yang harus bersabar, mendidiknya dan membimbingnya kembali pada jalurnya semula.

Pada dasarnya dalam agama Islam tidak ada kewajiban bagi isteri untuk bekerja apalagi mencari nafkah. Namun apabila hal itu harus terjadi tentunya harus ada alasan kuat dan haruslah seizin suami. Tentunya ketika isteri anda ingin bekerja kembali adalah atas seizin anda, bukan?

Namun bila dengan bekerjanya kembali isteri malah membawa lebih banyak kemudharatan bagi keluarga apalagi sampai mengancam keutuhannya, ada baiknya anda tinjau kembali izin bagi isteri anda untuk bekerja.

Mengenai keinginan isteri anda yang minta cerai, mungkin saat itu diucapkannya saat dalam keadaaan emosi, sebaiknya anda dapat menahan diri, mencoba bersabar dan tidak mudah terpancing keinginannya tersebut. Karena ucapan suami yang main-main atau sekedar bergurau saja dalam mengucapkan kata cerai dapat diartikan telah jatuh talak atau dengan kata lain anda dianggap sungguh-sungguh telah bercerai.

Karenanya mengapa hak talak hanya ada pada suami, karena suami pada fitrahnya dapat lebih bersikap rasional dan lebih dapat menahan diri untuk mengucap kata cerai. Berbeda halnya dengan wanita yang bila bertengkar dengan suami, bisa berkali-kali berteriak minta cerai. Pasti jadi repot kan pak?

Jadi sabar ya pak, saya tahu pastinya tidak mudah, namun cobalah bicara dari hati-ke hati agar dapat memahami kesulitan apa yang saat ini dihadapi isteri saat ini, serta ingatkan kembali bahwa selain pekerjaannya saat ini, keluargalah yang paling penting, apalagi anda sudah dikaruniai buah hati yang masih balita.

Mengingat isteri anda kini wanita karier yang sibuk seperti layaknya anda, cobalah bekerjasama dalam mengerjakan tugas-tugas di rumah tangga, atau paling tidak membantu meringankannya, agar dapat mengurangi beban kerjanya yang sudah berat di kantor.

Jadilah sahabat dan teman diskusi bagi masalah-masalah dalam pekerjaannya. Dengan demikian dapat memahami pekerjaan isteri anda sesungguhnya seperti apa untuk menghindari anda dari berprasangka buruk. Satu lagi yang terpenting mohonlah selalu pada Allah agar dapat mendidik serta membimbing isteri anda dan diberikan kesabaran melakukannya. Semoga berhasil, ya pak.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.