Saya dan isteri saya sudah saling mengenal selama 8 tahun (bisa dibilang pacaran). Pada tahun 2005 saya menawarkan diri untuk menikahinya, karena saat itu saya sudah bekerja, dan isteri sayapun setuju. Kami menikah pada awal bulan Mei 2006.
Setelah menikah isteri saya berperilaku tidak selayaknya seorang isteri dan setelah saya paksa akhirnya dia mengaku bahwa sudah lama dia tidak mencintai saya. Pada pertengahan 2005 dia telah menjalin hubungan dengan pria lain, padahal saat itu dia sudah bertunangan dengan saya. Isteri saya mengaku bahwa dia sangat mencintai pria tersebut, bahkan pria tersebut berjanji akan pindah keyakinan (pria tersebut beragama Katholik) jika bisa menikah dengan isteri saya. Namun saat itu isteri saya terpaksa menolak keinginan pria tersebut (walaupun sangat berat katanya) karena persiapan pernikahan sudah dilaksanakan dan isteri saya tidak mau mengecewakan orang tua.
Hingga sekarang isteri saya mengaku masih tidak bisa mencintai saya, bahkan ketika melakukan hubungan suami-isteri, dia mengaku tidak merasakan apa-apa. Isteri sayapun masih ada perasaan menyesal dengan pernikahan ini, dia mengaku tidak yakin dengan pernikahan ini. Ketika saya tanya mengenai masa depan keluarga, dia langsung terdiam bahkan terkadang marah.
Saya bingung, apa yang harus saya lakukan? Saya tidak ingin ada perceraian. Sekarang saya selalu mengikuti keinginan isteri saya, namun hal itu membuat isteri saya semakin tidak menghormati saya. Isteri saya mengatakan akan berusaha mencintai saya tapi ketika saya tanya apakah dia yakin usahanya akan berhasil, isteri saya selalu menjawab tidak tahu.
Satu lagi, menurut isteri saya "pacarnya" siap menunggu dan menerima jika isteri saya tidak bisa bahagia dengan saya. Hal itu membuat saya mencoba mengikuti apa kemauannya, agar dia bisa bahagia.
Tolong saya, mencari jalan keluar dari masalah ini, saya tidak mau ada perceraian, karena saya tahu perceraian tidak disukai Allah. Bagaimana cara meyakinkan isteri saya bahwa dia harus menerima takdir ini. Sampai saat ini sepertinya isteri saya terperangkap kata-kata "saya tidak mencintai suami saya", sehingga dia tidak mau membuat rencana untuk masa depan keluarga, karena sampai sekarang dia masih belum yakin apakah bisa bertahan dengan saya.
Saya menunggu jawaban dengan amat segera.
Assalammu’alaikum wr. wb.
Bapak Uzan yang dimuliakan Allah,
Nampaknya manisnya bulan madu dari pernikahan yang baru berlangsung kurang dari 3 bulan belum anda alami ya pak. Awal pernikahan yang seharusnya dipenuhi harapan akan masa depan keluarga justru diliputi kecemasan akan kemungkinan terjadinya perceraian.
Tentu kegelisahan dan kebingungan yang sekarang anda rasakan setelah mengetahui bahwa isteri anda mengatakan punya lelaki lain yang dicintainya dan mengaku tidak mencintai anda. Tentu berat rasanya menghadapi kenyataan tersebut meski alhamdulillah nampaknya anda masih bersabar atas kekhilafan yang dilakukan isteri saat ini.
Saya menghargai kelapangan dada bapak yang bersikap sabar atas sikap isteri meski secara tidak langsung sebenarnya ia menyatakan dirinya berselingkuh dengan hatinya terhadap lelaki lain. Namun meski demikian semestinya ke-qowam-an bapak tetap harus terjaga, janganlah kesabaran membuat isteri berlaku sewenang-wenang sehingga membuatnya berdosa juga di mata Allah. Mencintai tidak selalu diperlihatkan dengan ketidakberdayaan, namun dalam sikap menghargai dan membuatnya merasakan perlakuan sebagai orang yang dicintai.
Pernikahan anda saat ini memang masih sangat muda, jika anda mau mencoba masih besar harapan untuk menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan isteri anda. Mungkin tidak mudah membalikkan hati seseorang seperti isteri anda, namun ketika tangan Allah bermain di dalamnya maka tidak ada yang tidak mungkin untuk terjadi.
Oleh karena itu jika anda memilih untuk mempertahankan pernikahan ini maka perbaiki juga hubungan anda dengan Allah dan bimbing isteri anda untuk senantiasa menjaga ibadahnya kepada Allah. Allah adalah pemilik hati dan yang menumbuhkan perasaan cinta dalam dada manusia, jika dikehendaki-Nya maka sangat mudah bagi-Nya menganugrahkan rasa itu.
Jadi menurut saya apa yang seharusnya anda lakukan saat ini adalah berusahalah yang terbaik untuk tetap menjalani rumah tangga ini. Ingat bahwa isteri anda juga bukan hal yang abadi, ia bisa terus di sisi anda atau diambil lagi oleh-Nya dengan berbagai cara, bisa dengan kematian ataupun perpisahan. Karena itu bersikap ikhlaslah atas apa yang anda miliki dan jalankan saja amanah sebaik-baiknya sebagai suami darinya. Setelah usaha berarti yang terakhir pasrah atas takdir Allah. Wallahu’alambishawab.
Wassalmmu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.