Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam kenal dengan ibu Anita. Saya adalah seorang isteri yang bekerja. Suami saya secara lisan menyatakan mengizinkan saya untuk bekerja. Tetapi memang beliau lebih suka saya tidak bekerja.
Pertama, saya bekerja untuk menyenangkan kedua orang tua saya, selain itu orang tua saya pernah berkata "masa sarjana tidak bekerja." Kedua, saya ingin membantu keuangan suami saya walaupun sedikit. Karena sering sekali beliau lupa memberi uang belanja dan kebutuhan lainnya. Saya tidak suka meminta akan hal itu.
Jadi saya harus bagaimana, sebagai isteri dan seorang anak?
Jazakumullah khairan katsiraan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hamba Allah
Assalamualaikum wr. wb.
Ibu yang dirahmati Allah
Agama memang tidak melarang isteri untuk bekerja, namun juga tidak menganjurkan, karena kewajiban mencari nafkah adalah tanggung jawab suami sebagai kepala rumah tangga. Namun bekerja bagi seorang isteri dapat dilakukan atas izin suami apalagi bertujuan untuk membantu perekonomian keluarga.
Ada beberapa yang semestinya diperhatikan isteri apabila terpaksa bekerja, di antaranya menghindari ikhtilat atau bercampurnya laki-laki perempuan di tempat kerja yang tidak proporsional. Selain itumemperhatikan lamanya jam kerja, jangan sampai waktu isteri habis untuk bekerja diluar rumah sehingga untuk mengurus keluarga hanya merupakan sisa waktu saja.
Karenanya bisa jadi tenaga pun habis terkuras untuk keperluan pekerjaan sehingga isteri terlalu letih untuk melakukan tanggung jawab yang lebih penting yaitu mengurus keluarga. Karenanya hampir semua suami biasanya lebih menyukai isteri yang memilih tinggal dirumah dan seluruh waktunya dikonsentrasikan untuk mengurus keluarga. Karena hatinya lebih tenang katanya.
Namun sekarang banyak wanita-wanita cerdas yang berpendidikan tinggi, biasanya lebih memilih untuk bekerja dengan alasan agar ilmunya tidak mubazir. Apalagi ada tuntutan dari orang tua yang menginginkan anak perempuannya bekerja karena sudah mengeluarkan biaya kuliah yang tidak sedikit.
Tentunya harapan mereka agar anak perempuannya menjadi wanita yang mandiri dan tidak tergantung secara ekonomi kepada suami apabila sudah menikah nanti. Tentunya hal itu sama seperti keinginan orang tua ibu yang menginginkan anda untuk bekerja kan?
Masalah ibu saat ini adalah keinginan ibu yang ingin menyenangkan orangtua untuk bekerja dan keinginan suami yang lebih suka ibu di rumah, saya rasa cukup dilematis ya bu, tapi bagaimana dengan keinginan ibu sendiri?
Apakah ibu lebih bahagia bila bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, sehingga bila ingin membeli keperluan tidak perlu menunggu jatah dari suami. Atau memilih untuk tinggal di rumah dan total mengurus keluarga dengan konsekuensi hanya mengharapkan gaji suami dan mungkin bingung mengatur pengeluaran karena penghasilan otomatis berkurang?
Ibu yang shalihat, suami ibu yang kadang suka lupa memberi uang belanja mungkin disebabkan beliau mengira penghasilan ibu dapat digunakan dahulu untuk menutupi keperluan belanja. Apalagi ibu enggan meminta hak ibu.
Padahal sebagai suami, meskipun isteri bekerja keperluan belanja tetaplah merupakan kewajibannya. Saran saya bu, jangan segan-segan memintanya bila membutuhkan, sekaligus mengingatkan suami akan kewajibannya.
Bila memungkinkan ibu bisa memilih pekerjaan yang tidak mengharuskan ibu keluar rumah atau pekerjaan paruh waktu yang memungkinkan ibu lebih banyak kesempatan mengurus keluarga. Karena dengan begitu penghasilan didapat sekaligus ibu tetap dapat memperhatikan keluarga dengan baik. Sehingga orang tua senang, suamipun tenang, anda juga bahagia bukan?
Pada akhirnya kewajiban isteri yang utama adalah patuh dan taat pada suami, namun juga sesuatu yang mulia bila dapat menyenangkan orang tua. Tapi yang terpenting adalah apapun yang membuat ibu bahagia, sejauh untuk kepentingan keluarga, lakukanlah dengan ikhlas dan bertanggung jawab.
Saya rasa tugas isteri yang bekerja sangat berat dan melelahkan. Jangan lupa meminta pertolongan Allah untuk selalu diberi kemudahan untuk menjalankan dua pekerjaan berat itu. Ibu juga wajib minta ridho dan izin suami dengan tulus, agar hasil dari pekerjaan yang ibu lakukan mendapat keberkahan. Semoga tidak bingung lagi ya bu!
Wallahu’allam bishsawab
Wassalaamu’alaikum wr wb.