Assalamu’alaikum wr.wbr,Ibu saya udah bersuami dan memiliki anak 2 selama 4 tahun. Sekarang2 ini saya melihat suami saya kurang semangat dalam hal ibadah dan ghiroh Islamnya. Belakangan ini juga saya punya kenalan dengan suami orang yang terlihat soleh dan ibadahnya kuat, saya iri dengan laki-laki itu dan tidak seperti suami saya yang malas ibadahnya. Saya mencoba menjalin hubungan tanpa sepengatahuan suami saya tapi tidak melakukan hal2 yang dilarang oleh agama. Lama kelamaan rahasia saya terbongkar oleh suami dan ia menuduh saya telah menyelingkuhinya. dan suami saya marah besar karena telah mengkhianati cintanya pada saya. Saya sadar apa yang telah saya lakukan adalah salah,tapi saya beralasan klo hal ini saya lakukan sebagai protes atas sikap suami saya yg lagi mengalami degradarsi iman sehingga ibadahnya kurang. Padahal sudah saya komunikasikan dengan suami agar ditingkatkan lagi ibadahnya, tapi suami selalu cuek atas curhatan saya ini. Makanya saya melirik laki2 lain yg udah menjadi suami orang dan pernah menyukainya.
Ibu Siti,benarkah atas sikap saya ini karena alasan tersebut?
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh
Ibu UK yang berusaha untuk menjadi sholihah. Alhamdulillah, sampai saat ini ibu masih dijaga Allah dengan kekuatan iman, tetap dalam Islam dan tak dekat dengan kekafiran. Bersyukurlah. Tetapi hati itu mudah sekali berbolak-balik. Bahkan seseorang yang dulunya Islam bisa saja berubah menjadi kafir bila ia tak menjaga iman. Ingat firman Allah yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui. (QS Al Maidah 54)
Mestinya, berdoa kepada Allah agar tak masuk ke dalam pintu kemurtadan ini adalah kebutuhan dalam hidup.
Ibu UK, awal sikap ibu, yaitu mengagumi tetangga yang tampaknya lebih sholih dari suami ibu, dipacu oleh kekecewaan ibu karena suami tak segera memperbaiki ibadahnya. Tetapi tahukan ibu, membiarkan perasaan jatuh cinta kepada laki-laki lain di luar suami adalah kesalahan yang akan mengundang datangnya setan untuk mempengaruhi ibu berbuat lebih jauh lagi. Setan dianggap berprestasi oleh pemimpinnya yaitu iblis, bila ia bisa memisahkan suami istri karena berbagai sebab. Alhamdulillah, ibu disadarkan Allah dan segera beranjak dari cinta yang salah itu.
Allah berfirman :
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS An Nur 26)” …
Ibu UK, Allah tak pernah salah meletakkan takdir-NYa. Maka suami anda adalah yang terbaik untuk anda. Ia adalah jodoh yang dipilihkan Allah karena ia sudah sah mengucapkan ijab qabul. Maka jangan sampai godaan sesaat membuat anda melupakan hal ini. Anda boleh saja protes kepada suami, mengingatkannya, menyampaikan curahan hati, membujuknya untuk menjadi lebih baik. Semua itu adalah perbuatan mulia. Tetapi perbuatan mulia itu menjadi tercela bila anda mencampurinya dengan sesuatu yang Allah tak suka.
Maka tepislah setiap perasaan jatuh cinta kepada lelaki lain selain suami anda, karena rumput tetangga selalu tampak lebih hijau dibanding rumput sendiri. Sadarilah, dia tetap manusia biasa yang memiliki banyak kelemahan. Anda bahkan tak mungkin jatuh cinta bila tahu kelemahan yang ada padanya. Coba pula bayangkan bila istrinya tahu apa yang ada di hati anda, pasti ia akan sakit hati, maka ibu, bersyukurlah, Allah masih menjaga anda.
Ibu UK yang dirahmati Allah swt, kecewa pada suami yang ibadahnya kurang tak berarti harus dibalas dengan perilaku keburukan, bukan? Berarti tak bisa dibedakan mana yang lebih baik diantara Anda dan suami Anda. Tunjukkan bahwa seorang istri sholihah adalah yang bisa mensupport suami untuk thaat pada Allah, jika belum berhasil maka bersabarlah. Amal kita tidak ditentukan oleh siapa suami kita, karena kita masing-masing akan bertanggungjawab terhadap amal kita sendiri. Mintalah maaf pada suami atas kekhilafan, jadilah partner yang saling berempati, selalu kompak dalam mencari ilmu dan meningkatkan diri di hadapan Allah.
Ibu, bila anda yakin akan pengawasan Allah dan tahu bahwa Allah senantiasa membantu, sesungguhnya sangat mudah mengalihkan perasaan jatuh cinta ini. Bertaubatlah, istighfarlah serta perbanyaklah ibadah dan melakukan amal sholih, niscaya kecenderungan pada keburukan secara bertahap akan hilang dengan sendirinya.
Wallahu a’lam bish-shawab
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Bu Urba