Ingin mundur dari PN demi anak dan suami

Assalamu’alaykum wr. wb.

Saya banyak membaca artikel tentang pentingnya kehadiran dan peran seorang ibu yang berpendidikan dalam usia emas anak (golden age), bukan menyerahkan anak ke tangan pengasuh yang ironisnya pendidikannya jauh lebih rendah dari si ibu. Terima kasih atas jawaban ibu.

Wassaalamu’alaykum wr wb

Wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuhu

Saudari Ummu Hanif yang dirahmati Allah swt.,

Perkenankan kami mohon ma’af jika respon kami baru Anda dapat sekarang..mudah-mudahan Ibu dan para penanya rubrik ini mendapat pahala dari kesabaran selama ini, amin.

Saudari Ummu hanifah, selama beberapa tahun terakhir ini, Anda dan suami berada berjauhan, meskipun sesekali suami juga pulang. Anda membersamai anak sambil bekerja, suatu pengorbanan yang tak sedikit, insya Allah akan menjadi amal sholih bagi Ibu. Adapun yang menjadi permasalahan semua ini adalah Anda khawatir Anda tidak optimal, baik sebagai istri maupun Ibu, sungguh kekhawatiran ini menunjukkan kehati-hatian Anda dalam bersikap, hal yang mulia dan patut menjadi teladan Ibu-ibu yang lain. Ummu Hanif, di sisi lain Andapun khawatir mengecewakan orangtua jika keputusannya adalah keluar dari bekerja. Saya memahami ini suatu konflik yang tidak mudah ya, Bu, namun Anda harus tetap yakin insya Allah akan ada jalan terbaik untuk mengatasi masalah ini.

Saudari Ummu Hanif yang dirahmati Allah swt.,

Memang betul para ahli perkembangan anak menyepakati tentang pentingnya stimulasi optimal pada masa golden age ini. Anak Anda saat ini sedang berada dalam fase emas ini, di sisi lain Anda lebih banyak berada di luar daripada membersamai anak. Memang ada yang mengasuh namun seperti yang Anda katakan tidak bisa optimal. Kalau hal ini, solusinya lebih mudah karena sekarang banyak lembaga semacam PAUD yang bersedia dan berkompeten memberi pendidikan yang optimal bagi anak, meskipun Andalah pendidik utamanya dan mereka sekedar membantu di saat-saat Anda tidak bisa berada bersama anak. Jadi tetap orangtualah yang bertanggungjawab dan saya termasuk yang tidak sepakat jika kemudian dengan adanya lembaga ini orangtua menyerahkan sepenuhnya akan pendidikan anaknya. Bukankah di luar waktu bekerja anda bisa memberikan kasih-sayang dan perhatian? Selain itu carilah pengasuh yang terdidik agar tidak hanya memberi perawatan fisik tapi juga bisa memperhatikan kebutuhan psikologis anak. Tentang lembaga pengasuhan anak, alangkah lebih baiknya jika instansi-instansi tempat wanita berkiprah hendaklah memberi fasilitas untuk pengasuhan anak-anaknya. Ini sebagai himbauan pribadi dan perlu pemikiran serius pemerintah dengan semakin banyaknya wanita bekerja, sebagai wujud kepedulian akan nasib generasi yang lebih berkualitas.

Saudari Ummu Hanif yang dirahmati Allah swt.,

Berdiskusilah secara intens dengan suami tercinta tentang masalah yang Anda alami, juga akan dampak dari kondisi berjauhan yang hanya memungkinkan Anda bertemu dua hari dalam dua pekan. Apa dampaknya bagi Anda dan suami? Cobalah peka akan kebutuhan suami Anda, terbukalah juga dengan kebutuhan Anda dan anak. Buatlah dalam keluarga Anda apa yang lebih prioritas, apa yang lebih penting sehingga nanti langkah-langkah yang akan Anda lakukan berada dalam jalur yang benar. Mulai lakukan pembicaraan dengan keluarga anda, khususnya orangtua agar apapun keputusan Anda berdua nanti tidak mengejutkan mereka; kemukakan alasan-alasan yang masuk akal.

Saudari Ummu Hanif yang dirahmati Allah swt.,

Tentu saja di atas semua itu, sholat istikharah tetap harus menjadi hal yang tekun Anda lakukan agar Allah swt memberi petunjuk, dan Anda dapat menempuh keputusan yang adil dan benar. Tetap tenang dan optimis ya, Bu. Teriring salam dan do’a dari saya.

Wallahu a’lam bisshawab,

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu

Bu Urba