Assalamu’alaikum wr. wb.
Ibu Anita yang terhormat.
Semoga ibu dan keluarga selalu dalam lindungan Allah swt. dan semoga ibu selalu diberikan keselamatan dunia dan akhirat, amin.
Saya ada sedikit masalah dalam menggapai cita-cita untuk berkeluarga. Dengan penuh rasa kesadaran saya ini adalah orang yang bodoh di dalam ilmu agama. pendidikan umumpun hanya tingkat menengah. Jelasnya saya bukanlah orang yang soleh, bisa juga disebut sifat saya ini adalah sifat yang plin-plan, bergaul dengan santri iya bergaul dengan anak-anak gaul juga iya, pengajiyan iyaberbuat dosa iya. Satu hal yang saya inginkan adalah saya ingin merubah hidup saya menjadi anak yang soleh anak yang pintar terutama dalam ilmu agama.
Kalau saya sekolah lagi sangat berat beban yang saya pikul, di mana saya harus bertanggung jawab sama keluarga, sebagai anak laki-laki saya harus membantu beban orang tua, dan harus menjadi tulang punggung keluarga.
Masalah yang lainnya saya sudah ingin mempunyai isteri, karena sudah cukup umur. Saya takut iman yang setipis fatarmogana ini akan terjerumus ke dalam lembah hitam, menjadi menusia pendosa.
Ringkas masalahnya, saya mempunyai pacar, dia memang seorang ustazah, seorang dosen, pendidikan terakhir dia adalah S2, wanita salehah. Kami berhubungan sudah cukup lama, 3 tahun kami saling mengenal, kini waktunya kami siap untuk menikah. Ada satu penghalang buat kami, kami tidak mendapatkan restu dari orang tuanya, terutama sang ibu sangat melarang kami berhubungan. Sedangkan ayahnya merestui kami. Hanyak karena keegoisan seorang ibu, hubungan kami terlantar tanpa tujuan yang jelas dan pasti, alasannya saya harus bisa membaca kitab dan menjadi seorang da’i pintar dakwah, harus menjadi seorang imam. Semua itu sudah saya anggupi persyaratannya, dengan berharap saya kelak dapat pendidikan dari isteri saya.
Pertanyaannya adalah, sikap apa yang harus saya lakukan buat keluarganya agar hubungan saya dapat restu, sedangkan saya belum siyap untuk kehilangan orang yang saya cintai? Sangat sulit mencari wanita seperti dia, akhlak dan budi pekertinya di zaman sekarang sulit ditemukan, hati yang benar-benar berliyan itu…
Saya minta penjelasan sama ibu, langkah apa yang harus saya lakukan, karena sayapun sudah lelah dan bagaimana jalan yang terbaik buat saya?
Terima kasih atas penjelasannya.
wassalamu’alaikum wr. wb.
Assalammu’alaikum wr. wb.
Saudara Sutiawan yang baik,
Menunggu dengan desakan dan keinginan yang tinggi untuk segera mewujudkannya jelas melelahkan mental. Berada di antara ketidakpastian tentu menuntut kesabaran lebih. Namun pilihan anda kepada wanita yang akan anda nikahi nampaknya takkan bergeser sehingga sampai saat ini anda masih terus bertahan menunggu terbukanya hati sang calon mertua.
Ibu calon mertua anda tentu mengharapkan yang terbaik bagi anak perempuannya. Dari sudut pandangnya anda mungkin dianggap tidak setara dari segi pendidikan dan pengetahuan keagamaan dibandingkan oleh anaknya. Wajar saja mungkin jika ibu calon anda tersebut mengharapkan anda dapat meyakinkannya bahwa anda memang pantas menjadi imam bagi anaknya dalam rumah tangga.
Anda sendiri mengakui bahwa anda sendiri sering berlaku plin-plan dalam banyak hal. Mungkin tanpa anda sadari sikap anda yang kadang pengajian oke maksiat oke nampak oleh ibu calon anda tersebut. Nampaknya hal ini yang harus anda evaluasi, benarkah sikap anda belum dapat meyakinkan sang ibu bahwa anda akan menjadi suami yang baik bagi anaknya?
Saya yakin niat anda kuat untuk dapat berjalan di jalan Allah dan menjadi orang yang soleh dan mungkin inilah ujian Allah untuk anda untuk menguji tobat anda. Jika anda memang berniat untuk menjadi orang yang sholeh maka usahakanlah dari sekarang melakukan perubahan sedikit demi sedikit dan tidak menunggu nanti sang isteri membimbing anda.
Kesungguhan usaha anda nantinya tentu akan tercermin juga keluar, melalui sikap-sikap anda. Jadi saran saya perbaikilah terus diri anda dari sekarang dan tambahkanlah ilmu agama anda. Jika anda merasa berat untuk sekolah lagi maka cari cara lain untuk menambah ilmu seperti menghadiri majelis ta’lim atau pengajian, membaca buku, dll. Bukankahilmu tidak selalu didapat dari bangku sekolah?
Selain itu berdoalah kepada Allahuntuk meluluhkan hati ibu calon anda tersebut. Tunjukkan selalu sikap dan akhlaq yang baik kepada calon mertua anda, semoga dengan hidayah Allah juga calon mertua anda dapat melihat kesungguhan niat baik anda untuk menjadi mantu sholeh yang diharapkannya. Wallahu’alambishshawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.