Saya seorang isteri 39 tahun dan suami saya 40 tahun, kami mempunyai seorang puteri berusia 4 1/2 tahun. Yang menjadi pertanyaan saya adalah:
1. Saya, suami dan anak masih satu rumah dengan orang tua saya mengingat orang tua hanya tinggal berdua saja jadi kami tinggal bersama. Selain itu, kami berdua bekerja sehingga anak kami ada yang mengawasi jika kami bekerja. Beberapa hari yang lalu suami mengajak saya untuk pindah rumah, ingin mengontrak rumah agar tidak tinggal bersama orang tua saya. Saya bingung, Bu, padahal dulu suami mau tinggal bersama orang tua saya. Anak saya siapa yang mengawasi seandainya kami tidak tinggal bersama orang tua, dan kebetulan putri kami sudah sekolah TK kelas nol kecil. Alasan suami sudah tidak tahan dengan sikap bapak saya. Menurut cerita suami, bapak saya pernah berkata kepada suami jangan suka ribut masalah keuangan. Perlu ibu ketahui suami tidak pernah mencampuri keuangan atau gaji saya ketika suami tidak bekerja, entah kenapa kok bapak bisa berkata demikian, apakah bapak takut kalau menantunya (dalam hal ini suami saya) akan menguasai saya. Suami berusaha hormat terhadap bapak saya, suami saya merasa kalau bicara berdua dengan mertua (bapak saya) selalu merasa diremehkan, beda ketika bapak saya, saya dan suami kalo bertiga sedang bicara. Ini penuturan suami. saya berpikir selama ini baik-baik saja.
2. Masalah lain, saya ingin membiayai kedua orang tua saya pergi haji atas persetujuan suami. Untuk biaya tersebut saya akan menjual rumah yang saya miliki ketika saya belum menikah. Entah mengapa suami berkata kalau saya hanya ingin membuat senang orang tua saya saja, padahal tidak demikian ibu dari suami saya pun selalu saya berikan uang dari gaji saya ketika suami tidak bekerja.
3. Mohon bantuan ibu untuk memberikan jalan keluar kepada saya agar hubungan antara suami saya dengan bapak saya bisa harmonis.
Demikian, mohon jawaban ibu Anita.
Wassalamualaikum wr. wb.
Asslammu’alaikum wr. wb.
Ibu M yang dimuliakan Allah, Perselisihan mertua dan menantu memang bukanlah hal yang baru dalam banyak dinamika keluarga. Dan rasanya memang tidak mudah ketika harus berada berada pada posisi di tengah-tengah perselisihan antara orang tua dan suami. Tentu maksud hati ibu berusaha untuk tidak memihak, dan dapat bersikap adil pada semuanya, namun wajar jika terasa sulit.
Nampaknya yang menjadi permasalahan dalam hal ini adalah masalah harga diri. Masalah harga diri bagi lelaki memang merupakan hal yang penting dikarenakan ego lelaki yang tinggi membuatnya rentan ketika harga dirinya terancam. Ketika suami ibu merasa kurang dihargai atau diremehkan oleh bapak maka dapat dimaklumi jika kemudian ia merasa tidak nyaman untuk tinggal berdekatan dengannya.
Tinggal satu atap dengan orangtua atau mertua sebenarnya memang bukan kondisi ideal, karena sangat rentan dengan berbagai masalah. Dalam hal ini memang ada sisi positif dan negatif yang akan diterima. Namun menurut saya harmonisasi hubungan keluarga kita dengan orang tua adalah lebih utama dibandingkan alasan lain. Dan rasanya memang akan lebih mudah menjaga harmonisasi tersebut jika kita tinggal agak berjarak dengan mereka. Jarak membuat masing-masing punya privasi untuk dapat menjaga emosi dan jarak juga dapat menimbulkan kedekatan psikologis karena tidak setiap waktu selalu bertemu. Oleh karena itu saya menyarankan jika orang tua masih sanggup untuk tinggal berdua maka lebih baik ibu sekeluarga tinggal di rumah yang berbeda. Mungkin tak harus tinggal berjauhan, misalnya dapat memilih rumah yang masih cukup dekat dengan mereka, sehingga tetap dapat menjaga mereka dan anakpun sesekali masih dapat mereka awasi.
Namun semua kembali juga pada kesepakatan ibu bersama suami.Yang utama dalam mencari solusi sebaiknya suami dapat merasakan bahwa ibupun menghargai ketidaknyamanannya dan mengutamakan hubungan harmonis dengan semua pihak. Wallahu’alambishawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.