Asalamu alaikum
Saya mau konsultasi hubungan suami dengan isteri. Saya sudah punya buah hati yang baru berumur 4 bulan, tetapi setelah punya buah hati, hubungan suami isteri tidak ada. Mungkin banyak hal yang menyebaban ini. Kalau suami mengajak isteri hubungan, dia bilang, "Memangnya aku robot?" Kata seperti itu kayaknya aneh terdengar sepertinya tidak takut dosa, sehingga hati ini tidak tenang
Pertanyaan saya bagaimanakah agar bisa mengatur waktu buat suami, anak, dan isteri agar dapat melaksanakan kewajiban hubungan suami isteri
Wasalamu alaikum
Wa’alaikumussalam wr. wb.
Bapak Iwan yang dirahmati Allah,
Bapak dan isteri adalah keluarga muda, saya amat mafhum masalah-masalah teknis seperti ini kadang terjadi. Datangnya buah hati, di satu sisi adalah seperti air surga yang menyejukkan pernikahan, namun di samping itu ada ‘harga’ yang harus kita bayar, kerepotan tentu bertambah.
Setahu saya yang pernah menjadi ibu muda, awal-awal menjadi ibu memang masa penyesuaian antara ibu dengan bayi; jadwal ibu begitu padat, apalagi jika tanpa pembantu. Apalagi bayi masih tergantung pada ASI, jadwal memberi minum ASI memang sulit diprediksi kalau bayi belum dikondisikan. Biasanya bayi kalau malam juga sering bangun untuk minum atau minta ganti popok. Nah.. terjadilah perbenturan kepentingan antara Ayah dan bayi. Mungkin istilah isteri terlalu ekstrem ya, menyebut dirinya robot. Tapi ini metaphora dari keadaan yang dialamnya, Bapak perlu peka terhadap ungkapan hati ini dan tak perlu tersinggung.
Jadi, saya sarankan bapak berempati pada isteri, berilah perhatian, bantuan-bantuan yang akan meringankan pekerjaannya. Isteri karena terlalu capek, wajar kemudian turun hasratnya melayani suami. Tetapi dengan take and give yang seimbang, masalah ini akan terselesaikan. Cari waktu-waktu ketika bayi tengah tidur, bicarakan bak-baik dengan isteri, tentu isteri akan sadar kebutuhan suami. Orang bijak mengatakan, jangan menuntut sesuatu kalau kamu tak dapat memberi sesuatu. Wallahu a’lam.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Ibu Urba
