Hatinya Bukan Untukku

Ass Wr Wb.

Saya baru saja menikah dengan wanita yang saya cintai 6 nov 2009 yang lalu. sunggu saya sangat merasa bahagia bisa menikahinya, setelah 8 thn kami berpacaran. tapi kini semuanya terasa berbeda. kebahagian itu hanya bertahan 3 minggu. pada awalnya saya curiga dengan gerak gerik istri saya yang aneh, hpnya selalu dibawa kemana saja dia pergi, bahakan ke kamar mandi sekalipun. akhirnya diam2 saya mencoba melihat isi di hp itu.

Ternyata dia masih berhubungan dengan mantannya yang dulu. selama pacaran dengan saya, dia pernah 1x berselingkuh, sungguh hati saya hancur. tetapi dia meminta balikan dengan saya, dan saya menerimanya kembali karena saya benar2 mencintai dia, saya memaafkan dia. kini kejadian itu berulang lagi. dia berhubungan lagi dengan orang yang sama dengan yang merusak hubungan kami dahulu. saya benar2 marah & kecewa. tapi anehnya kenapa hati saya tidak bisa membenci dia.

setelah beberapa hari kami bertengkar,akhirnya kami berbicara hati ke hati. saya bertanya kenapa kmu masih berhubungan dengan si brengsek itu, dia jawab di hatinya ada 2 pria yang dicintainya saya & si biadab itu. tetapi dia lebih mencintai si biadab itu daripada saya. saya bertanya lagi kenapa kamu mau saya nikahi? karena dia ingin membahagiakan orang tuanya.

sekarang hubungan kami terasa sangat dingin, hati kami berbeda. saya begitu mencintai dia dan dia begitu mencintai si brengsek itu. saya bingung harus bersikap bagaimana? saya harus bertindak apa? saya benar-benar bingung mengapa perasaan cinta saya begitu kuat, sehingga saya tetap memaafkannya & berharap dia akan mencintai saya.

jika saya memutuskan untuk meneruskan pernikahan ini, kami berdua tidak merasakan kebahagiaan, walaupun saya sangat berharap hubungan ini bisa diperbaiki lagi. jika kami berpisah, kedua orang tua kami akan sangat kecewa. dan pastinya dia akan diusir oleh orang tuannya. karena orang tuanya & keluarganya tidak merestui hubungan dia dulu dengan brengsek itu. pernah si biadab itu dipukul oleh bapaknya.

bu, mohon bantuannya bagaimana saya harus bersikap & tindakan terbaik apa yang bisa saya lakukan untuk mengakhiri semua masalah ini, karena saat ini saya sangat stress sekali, semangat hidup saya sudah jauh menurun.

Was wr wb

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu

Sdr Bima yang dirahmati Allah swt.,
Saya sangat prihatin dengan perilaku yang ditunjukkan oleh istri Anda, memang tidak sepantasnya istri Anda mengkhianati ikatan kokoh yang dibentuk dalam ikatan perkawinan. Hal yang perlu disyukuri adalah kejujuran istri mengakuinya pada Anda. Kalau toh dia tetap dalam kebengkokannya, perlu ada langkah-langkah lanjut yang Anda lakukan. Sdr Bima, saya sangat salut pada sikap sabar, tenang dan obyektif yang Anda terapkan dalam mensikapi istri Anda. Cinta telah memberi kekuatan pada Anda untuk tegar.
Ssr Bima yang dirahmati Allah swt.,
Memang badai dalam rumah tangga kadang datang tanpa kita duga, masa lalu dan pasangan yang punya hubungan dengan seseorang kemudian tidak dikelola dengan baik dan disikapi dengan jiwa besar bisa menjadi faktor pencetus perpecahan. Oleh karenanya masing-masing pasangan perlu saling mengenal, dalam arti yang sebenarnya; sehingga diharapkan ada tafahum (memahami) kondisi pasangan saat ini maupun yang melatarbelakanginya. Sdr Bima, ada baiknya Anda introspeksi meskipun sumber kesalahan itu belum tentu dari dalam diri Anda. Misalnya, hal yang mendasar : apakah ada kewajiban suami yang menjadi hak istri telah terlalaikan? Bukankah sebagai suami maka Anda berkewajiban menjadi imam dalam kebaikan, pengarah dan pembimbing istri menuju jalan Allah swt? Atau juga hal teknis, apakah selama ini Anda kurang perhatian sama istri? Cinta kadang tumbuh dari hal-hal kecil, seperti perhatian, sehingga hal-hal kecil yang Anda remehkan, akan begitu berarti baginya, apakah hari ultahnya atau hal lain. Anda yang lebih tahu, pak, tak ada salahnya mencoba menyesuaikan pasangan, mulailah dari Anda, semoga menjadi amal shalih.
Sdr Bima yang dirahmati Allah swt.,
Kesalahan istri memang tak semestinya dibiarkan sehingga berlarut. Apalagi seolah dia tidak menyadari itu sebagai hal yang salah, maka Anda wajib mengingatkannya, dengan nilai-nilai yang jelas dan gamblang agar dia mengerti bahwa dia salah.
Al Qur’an secara khusus memberikan terapi dalam keluarga yang bermasalah secara bertahap seperti yang disebut dalam AL Qur’an 4: 34. Namun prinsip dan pendekatan ishlah, harus dikedepankan, maka perlulah mu’asyarah bil ma’ruf, mauidzah atau nasihat secara ihsan. Apa yang Anda lakukan dengan berpisah tidur, dapat dilakukan jika cara-cara yang sebelumnya sudah dilakukan, seperti diperlakukan dengan ma’ruf sebagai istri (QS 4:19) dan diberi nasihat dengan semangat untuk ishlah (mencari perbaikan). Namun jika setelah diberi nasihat dan diperlakukan dengan ma’ruf tidak berubah, maka Anda dapat mengambil sikap yang lebih tegas, seperti memisahkan tempat tidur dan boleh memukul untuk memberi pelajaran (QS 4:34). Jika yang dicari sebenarnya adalah ishlah maka janji Allah: in yurida ishlahan yuwaffiqillahu bainahuma (QS 4:35) yakni pasti Allah akan menolong kalian berdua. Itulah aturan yang disebutkan dalam Firman Allah swt. Maka suami atau istri harus mengedepankan sikap berdamai, berpikir positif dan konstruktif. Jika dari masing-masing tidak ada tanda-tanda perbaikan, maka boleh melibatkan pihak keluarga suami dan istri untuk menjadi penengah (QS 4:35). Sdr Bima, islam juga menghalalkan perceraian sebagai pintu darurat, dengan cara yang ma’ruf; karena bersifat darurat maka tidak selalu dan setiap ada masalah pintu ini dilewati (QS Al Baqarah:229). Perceraian dalam islam juga bertahap, mulai dari talak satu dan dua yang masih memungkinkan ruju’ kembali sampai talak tiga. Ini sebagai cara agar masing-masing pihak bisa merenung dan merasakan suasana berpisah dan mudah-mudahan muncul kesadaran dari yang bersalah untuk memperbaiki. Ketika suami mempunyai pintu ma’af dan kesabaran yang seluas samudra maka jalan talak bisa dihindari sekalipun sudah tak mencintai lagi istri (QS 4:19):…Dan bergaullah dengan mereka secara patut, kemudian apabila kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak..”.
Sdr Bima, saya hanya bisa mengirim do’a sepenuh hati, agar Allah swt memberi solusi terbaik untuk masalah ini. Tetaplah tegar, jangan lemah dan patah semangat. Kebaikan seberat dzarrah yang Anda lakukan, pasti akan dibalas dengan kebaikan yang berlipat. Amin.

Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu

Bu Urba