Asalamualaikum..
Mbak, saya ingin menanyakan bagaimana dampak psikologis, perkembangan, pembentukan karakter si anak, serta akibat (postitif & negatif) yang akan timbul, bagaimana si anak menjalani hidupnya serta dampak dengan lingkungan sosialnya, yaitu bila anak diasuh dengan kebiasaan sepertiucapan, "jangan", "tidak boleh."
Atau dengan celaan atau kurang penghargaan atas yang telah dilakukan si anak. Misal, "kamu mah jorok".Bagaimana dengan hari-hari yang diisi dengan kritikan.
Jarang sekali duduk dengan suasana hati tenang, riang, santai bercanda atau bersenda gurau. Kadang ada suasana tegang. Kebiasaan marah-marah.
Mungkin yang saya amati anak mempunyai karakter menyebalkan, sering mengolok, ucapannya kadang tidak enak didengar, rumit, tidak simpel, stres (tertekan), bingung harus bagaimana dan seperti apa, hatinya susah. Lalu bagaimana mbak solusinya, hal itu yang saya alami.
Saya masih mempunyai adik usia 5 tahun lebih, dengan kebiasaan pola asuh yang seperti itu. Saya mengkhawatirkanpembentukan karakter adik saya. Saat ini ayah saya tidak memberi nafkah, telah meninggalkan ke luarga dengan wanita yang tidak baik. Ibu pegawai negeri sudah sejak lama.Beliau menjadi satu-satunya pencari nafkah ke luarga saat ini. Kami 4 bersaudara dengan usia 21, 19, 13 dan5 tahun. Anak yang paling tua memiliki kekurangan fisik (ketidaksempurnaan sebagai seorang wanita, calon isteri dan calon ibu) yang berdampak pada psikologisnya.
Termakasih sebelumnya,
Wassalam
Assalammu’alaikum wr. wb.
Mbak Kd yang sholeha,
Nampaknya anda merasa khawatir atas pola asuh orang tua, baik terhadap diri anda maupun terhadap adik saat ini. Karena begitu detil anda menggambarkan apa yang pernah anda alami atau sedang dialami adik saat ini. Lingkungan atau tempat kita dibesarkan memang akan berpengaruh besar terhadap kepribadian kita, terutama ke luarga merupakan lingkungan utama yang paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan diri seseorang.
Dampak psikologis terhadap anak yang selalu menerima kritikan antara lain membuat anak merasa tidak percaya diri, tidak berharga dan sulit untuk menerima diri apa adanya. Sedangkan anak yang dibesarkan dalam tekanan memang akan mempengaruhi emosi dan kepribadiannya menjadi mudah cemas, pemarah, introvert atau cenderung sulit untuk bergaul. Meskipun demikian ada juga perbedaan individual yang menjadikan dampak dari perilaku penuh tekanan dan kritikan tersebut berbeda pada setiap pribadi.
Namun meskipun anda dibesarkan dalam lingkungan yang kurang beruntung, sebagai manusia anda memiliki kelebihan untuk bisa merubah diri anda karena manusia terus berkembang dan dapat terus mengalami perubahan. Caranya adalah pertama dengan belajar mengenali diri sendiri dulu atas kelemahan dan kelebihan yang ada, belajar menerima dan mensyukuri yang ada dalam diri kemudian memotivasi diri untuk memaksimalkan potensi dan mengurangi kekurangan yang ada. Tidak ada kata akhir bagi seseorang yang memiliki keinginan yang kuat untuk selalu memperbaiki dirinya.
Jadi untuk diri anda tak perlu merasa putus asa atas apa yang sudah dilalui. Sedangkan untuk adik kecil anda, nampaknya kakak-kakaknya dapat menyeimbangkan pola pengasuhan yang kurang baik tersebut. Melihat perbedaan usia yang jauh maka anda dapat mempengaruhi pembentukan pribadinya juga dengan lebih banyak menunjukkan perhatian, kasih sayang, penghargaan dan pujian yang diperlukannya. Dengan adanya penyeimbangakan hal-hal yang positifmaka akan dapat meminimalisir pengaruh negatif dari pola asuh tersebut.
Ibu anda nampaknya mengalami situasi sulit sebagai single parents sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap caranya mengasuh anak. Tentu sebagai manusia beliaupun punya kelemahan dan keterbatasan yang harus dipahami. Karenanya tidak bijak untuk menyalahkan perannya sebagai orang tua, justru jika anda menghendaki perubahan dalam ke luarga maka bantulah ia untuk mengurangi beban hidup yang harus dijalaninya. Berilah selalu ia ketulusan cinta, perhatian dan dukungan.
Saat ibu anda merasakan dukungan moral anak-anaknya maka saat anda memberikan masukan kepadanya maka akan dirasakannya sebagai ungkapan cinta dari anaknya dan bukanlah hujatan yang menjatuhkannya. Karena itu juga berhati-hati jika anda berniat untuk mengkoreksi caranya membesarkan anak, gunakan cara sehalus mungkin untuk dapat membuka cakrawala berpikir dan wawasannya, misalnya dengan memberinya buku artikel atau mengundangnya untuk datang ke acara seminar. Insya Allah dengan usaha yang terus menerus dan doa maka akan ada perubahan dalam ke luarga dan mulailah perubahan itu dari diri anda. Wallahu’alambishshawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr Anita W.