Ass. wr. wb.
Kepada yth. Ibu Anita yang selalu dirahmati Allah SWT.
Saya seorang ibu rumah tangga di mana saya dalam keluarga anak ke-5 dari enam bersaudara yang semua kakak saya perempuan kecuali adik saya (laki-laki).
Bermula dari cerita tante saya yang menyatakan bahwa anaknya laki-laki (sepupu saya) dari kecil hingga SMP dicabuli oleh adik saya (sebut saja si M). Saya sangat stres mendengarnya. Kabar tersebut ternyata saya terima 2 minggu setelah si M diterima kerja di luar negeri mengikuti kakak saya.
Akhirnya ketika ada waktu untuk membeberkan ke kakak saya yang lain, mereka sangat-sangat tidak percaya sama halnya dengan saya. Ada yang berpendapat dari kakak saya bahwa si M jangan sampai tahu, khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki. Beliau mengatakan demikian karena memang si M walaupun dia laki-laki, karena keluarga kami perempuan yang dominan, M sangat sensitif. Terakhir, M akan berangkat makin menunjukkan sifat aneh yang menjurus dan kami semua beranggapan bahwa M seorang homo. Naudzubillah.
Memang saya tidak sanggup awalnya untuk mencap demikian. Sejalan dengan waktu mungkin saya mulai berani. Yang ingin saya tanyakan bagaimana caranya mengetahui apakah M homo atau tidak? Apakah mungkin pengaruh lingkungan kos-kosan selama M kuliah jauh dari keluarga? Mungkinkah ada latar belakang M menjadi korban waktu masa kecil?
Demikian, terima kasih.
Wassalam,
Assalammu’alaikum wr. wb.
Ibu Nina yang baik,
Wah sedih benar, ya bu, ketika mengetahui masa lalu adik yang "dramatis" melakukan pelecehan seksual. Tentu sebagai kakak dapat dibayangkan galaunya perasaan anda. Dan sebagai kakak yang mencintai adiknya tentu anda berharap bahwa dugaan adik homo tidaklah terjadi. Apalagi sebagai seorang muslim kita tahu bahwa homo merupakan hal yang terlarang dalam agama.
Sebagai muslim kita meyakini bahwa sudah menjadi fitrahnya bahwa kita hanya boleh tertarik dengan orang yang berlainan jenis dengan kita. Jika kemudian terjadi penyimpangan maka itu tentunya bukan sesuatu yang Allah karuniakan sejak lahir, tapi lebih besar memang faktor lingkungan yang kemudian membuat seseorang mengalami penyimpangan menyukai sesama jenisnya.
Banyak penyebab yang menjadikan penyimpangan tersebut, bisa dikarenakan dia pernah menjadi korban kemudian menikmatinya, mungkin juga karena peristiwa traumatis dengan wanita ataupun pengaruh lingkungan pergaulan. Namun akan sulit bagi ibu sekeluarga untuk menolong adik jika peristiwa yang pernah terjadi ditutup-tutupi.
Apa yang dilakukannya terhadap sepupu ibu jelas salah dan seharusnya tidak ditutupi bahkan dia harusnya mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah merusak masa depan orang lain. Ketika ibu sekeluarga menutupinya maka tentu tidak akan juga dapat menolongnya jika ternyata dia sebenarnya korban juga yang butuh ditolong.
Apalagi adik juga akan segera berangkat ke luar negri, apabila benar dia homo makadi sana penyimpangannya tersebut bisa berkembang lebih parah, tidakkah anda takut? Saran saya cobalah ada di antara kakak-kakaknya yang mendekatinya secara baik dan bersikap terbuka padanya agar ia mau membuka masa lalunya dan apa yang dialaminya sehingga menjadi jelas semuanya dan anda sekeluarga pun dapat mencari solusi yang tepat untuknya.
Tidak semua homo ingin menjadi homo, kadang ada yang merasa tersiksa nuraninya karena tahu konsekuensi moral dan agama jika menyukai dan "bergaul" dengan sesama jenis. Mungkin adik sebenarnya butuh pertolongan, namun karena takut penolakan keluarga maka ia tak berani terbuka. Bersikaplah empati kepadanya dan bantulah ia agar dapat kembali kepada fitrahnya sebelum terlambat. Wallahu’alambishshawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.