Assalamua’alaikum wr. wb.
Ibu Anita yang terhormat. Permasalahan saya sebenarnya tidak tergolong berat jika dibandingkan dengan masalah-masalah lainnya yang sudah saya baca di rubrik Konsultasi Keluarga ini. Ibu, beberapa bulan ini hatiku risau, saya sedang jatuh cinta dengan seorang rekan kerja di kantor. Aku sudah mengenalnya cukup lama, ia seorang wanita sholehah, aktivis suatu partai keagamaan, perangainya juga sangat baik. Pokoknya ia merupakan gambaran wanita ideal yang selama ini saya idamkan. Akhirnya saya memutuskan untuk melamarnya, karena saya tidak ingin hatiku gelisah terus menerus yang pada akhirnya akan mengganggu ibadah saya karena terus memikirkan dia. Menurut Ibu, cara terbaik yang bagaimana yang harus saya lakukan? Apakah saya harus meminangnya secara langsung lewat perantara teman, atau saya menulis surat kepadanya menyatakan keinginan saya untuk melamarnya?
Saat ini saya berencana untuk mengirim surat untuknya lewat perantara teman yang dekat dengannya. Terus terang, saya belum ada keberanian menemuinya langsung, selain hati saya selalu diliputi khawatir ditolak, juga pada dasarnya seorang pemalu, karena saya jarang dekat dengan seorang wanita sebelumnya dan juga saya pantang berpacaran. Mohon saran dan pendapat dari ibu. Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Assalammu’alaikum wr. wb.
Saudara Dino yang dirahmati Allah, Tidak mudah memang mengambil langkah besar melamar seorang wanita. Di manapun lelaki biasanya merasa deg-degan untuk memulainya. Ada perasaan takut ditolak serta harapan untuk diterima membuat langkah jadi maju mundur. Tapi memang harus ada keberanian untuk mencoba agar jelas dan tak mati penasaran dibuatnya.
Melamar wanita memang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung anda dapat saja langsung menghadap pada walinya untuk menyatakan lamaran. Namun cara demikian memang lebih beresiko karena si wanita dalam keadaan yang benar-benar tidak siap. Sedangkan cara lain memang langsung bertanya pada wanita tersebut dengan langsung menyatakan maksud atau hanya dengan sindiran.
Dan melalui perantara juga bisa saja dilakukan sebagaimana dulu Khodijah r.a. melamar Rasulullah pun melalui perantara. Intinya cara manapun dapat anda lakukan selama cara tersebut tidak melanggar nilai moral dan agama, seperti hanya mengajak si wanita pergi berdua dengan anda ke tempat sepi. Melamar pun tetap harus didampingi mahrom
Setelah melamar, pasrahkan semuanya kepada Allah, ditolak atau diterima jangan risaukan, yang penting anda sudah berusaha. Dan tak perlu merasa malu dan rendah diri jika ditolak, karena anda tidak sendirian banyak lelaki pernah mengalami yang anda alami. Jangan berputus asa melamar wanita sholehah setelahnya, penolakan bukan berarti anda buruk tapi mungkin dia bukan yang terbaik untuk anda. Allahu akbar, selamat berusaha.
Wassalammu’alikum wr. wb.
Rr. Anita W.