Assalamualaikum wr.wb.
Bu,saya umur 32 tahun dan suami 29 tahun.saya lagi gundah. Saya merasa saya istri paling jahat, Bu. Saya telah melakukan kesalahan besar sebagai seorang istri. Sebenarnya sejak pacaran sampai menikah saya punya sifat tempertamental, kasar hingga melukai harga diri suami. Mungkin latar belakang keluarga saya yang demikian.
Setelah menikah hampir 4 tahun suami saya baru ungkapkan semuanya bahwa dia sangat sakit hati dengan semua perlakuan saya selama ini. Saya terpukul dan merasa wanita paling jahat. Saya minta maaf pada suami berulang kali dan melakukan sholat tobat dan sholat sunnat yang lainnya.
Saya benar-benat tobat, Bu. Ternyata karena suami merasa saya bukan istri yang baik suami selingkuh tapi tidak penah ketemu mereka cuma chating karena suami saya pernah bilang sama cewek itu kalo suami masih sangat sayang sama saya dan Alhamdulilah suami sudah tidak hubungi cewek itu.
Tapi sejak suami ungkapkan uneg-unegnya suami saya jadi berubah kadang ungkit salah-salah saya dan agak kasar.Apalagi sudah 6 bulan ini suami masih sakit hati sama saya dan merasa kadang tidak sanggup hadapi karna ingat saya jahat.Bu,tolong sarannya bagaimana agar suami saya sembuh dari luka hatinya?saya benar-benar tidak mau kehilangan suami saya yang saya anggap sangat baik bu.saya sering bicarakan masalah ini tapi suami sering melamun.suami saya kadang-kadang ingin pisah tapi ragu karna masih sayang sama saya. tolong sarannya dan terima kasih
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh
Ibu Rina, sebagaimana sudah kita fahami, tak ada manusia yang sempurna. Semuanya pasti mempunyai kekurangan; Yang penting adalah jangan kita merasa bahwa pihak lain yang salah dan diri sendiri pihak yang benar. Demikian juga pada diri Anda kini yang alhamdulillah kini sudah menyadari kesalahan. Bertaubatlah pada Allah swt. berusahalah sebaik-baiknya untuk merubah karakter yang sudah terbentuk temperamental selama proses Anda tumbuh. Tidak ada kata terlambat, Bu. Penyesalan saja tidak cukup tanpa ada hal-hal riil yang bisa dilihat oleh suami bahwa Anda sudah berubah…ayo Bu, buktikan perubahan itu pada suami…! Misalnya setiap pagi kini Anda menjadi peduli pada suami dengan menyiapkan keperluan mandinya, menyiapkan secangkir teh kala suami sedang duduk-duduk, menata tempat tidur lebih rapi dan wangi, memberinya kejutan-kejutan kecil pada saat istimewa, bicara lebih santun dan lembut, memijit kakinya kala mau tidur, dsb. Perhatian-perhatian kecil ini semoga membuatnya menyadari bahwa Anda berniat tulus untuk berubah.
Ibu Rina, kalau suami pernah chating dengan seorang gadis, mungkin saat itu ia butuh pelampiasan. Saat itu bisa jadi kondisi Anda yang temperamental membuat suami ingin curhat pada seseorang. Kalau saat itu Anda juga tidak ideal maka mustahil rasanya mengharapkan sosok suami yang ideal. Nah, kini berusahalah memperbaiki sikap, semoga kebaikan Anda akan menarik hati dan meluruhkan hati suami, menghidupkan cinta yang mulai memudar.
Ibu Rina, cinta tidak muncul tiba-tiba, itu hanya ada dalam cerita fiksi. Cinta itu diupayakan, dibentuk dalam suatu proses, dan perlu dirawat agar tidak gersang dan meranggas. Hati manusia gampang berbolak-balik. Maka do’a yang diajarkan Rasulullah SAW. antara lain, Ya Muqallibal qulub, ‘tsabbit qalbi ‘ala diinik..!". Kalau suami pernah sakit hati, bukan tidak mungkin akan membuatnya menjadi cinta kembali kepada Anda. Tentu dengan ikhtiar Anda dan izin Allah swt. Semoga hati Anda berdua senantiasa teguh dalam iman, dalam cinta dan kesetiaan pada pasangan..amin.
Sekian Ibu Rina, teriring salam hangat.
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Ibu Urba