Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Saya pria 24 tahun, singkat saja. Saat ini saya sedang bimbang untuk menentukan pilihan karena ada seorang wanita yang mencintai saya, dan tidak menutupi sayapun mencintai dia. Usianya 2 tahun lebih tua dari saya dan dia teman satu kantor.
Yang menjadi permasalahan ialah saat ini dia beragama Budha, dan siap Hijrah menjadi Muslim jika saya mau menikahinya nanti. Yang menjadi pertanyaan saya ialah :
1. Apakah boleh saya menikahi dia? Sedangkan dia mau Hijrah hanya karena Cinta dengan saya.
2. Kalaupun saya boleh menikahi dia,
– Bagaimana proses pernikahannya, karena sepertinya dari pihak keluarganya tidak menyetujui?
– Mulai dari mana saya bimbing dia untuk mengenal Islam?
Mohon pencerahannya, supaya saya tidak salah mengambil keputusan. Jazzakallah
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh
Sdr Awan yang dimuliakan Allah,
Pertanyaan yang senada pernah masuk keredaksi, jadi Anda dapat membuka draft pertanyaan yang lalu di rubrik ini.
Alhamdulillah, jika Anda dapat mengantarkan hidayah bagi salah seorang hambaNya. Dan hidayah adalah harta yang tak ternilai yang bisa membawa seseorang ke derajat kemuliaan. Dalam salah satu wasiatnya ke Ali bin Abi Tholib, Rasulullah saw pernah mengatakan bahwa hidayah yang diterima seorang hamba lewat kita, ibarat unta merah sepenuh lembah yang disimpankan untuk kita di surga nanti. Maka bersyukurlah kepada Allah.
Sdr Awan, proses yang lebih berat bagi Anda adalah meluruskan niat dalam mengantarkan seseorang mendapat hidayah dan bagi teman non-muslim Anda adalah apa konsekuensi setelah masuk Islam; ini penting untuk penjagaan agar hidayah itu tak lenyap begitu saja. Maka mengisi hidayah tadi dengan ilmu -ilmu syariat adalah keniscayaan, agar iman itu semakin menancap dalam dada.
Tak bisa dipungkiri, padaawal-awal usaha ini akan akan menjadi sulit, karena ada "cinta" manusiawi yang mewarnai hubungan Anda. Tapi ingatlah…tetap ada keterbatasan dalam hubungan pria-wanita…. ! Ibu sarankan, jika Anda tidak netral dan takut ada desir-desir perasaan yang mengandung nafsu menjurus pada zina hati….sebaiknya memang Anda mencarikannya seorang pembimbing wanita yang amanah . Jadikanlah ini sebagai test case tentang keseriusannya masuk Islam. Anda harus melihat secara empiris bahwa keinginannya masuk Islam memang besar, dan mau mengamalkan ajaran agama Islam setelah difahaminya. Tentu saja upaya ini tidak mudah, agar Anda tidak salah melangkah di kemudian hari.
Selain itu…sekarang ini, telah banyak lembaga-lembaga muslim atau yayasan yang mewadahi para muallaf. Mereka insya Allah sudah berpengalaman menghadapi kasus-kasus yang telah Anda ceritakan, seperti pengusiran, pengucilan bahkan penyiksaan karena proses kembali ke Islam ini. Bahkan mereka juga memberi konseling agar mualaf ini mantap dan berniat lurus ketika memilih Islam,tidak ada tendensi duniawi, karena ingin menikahi wanita atau semata-mata terpengaruh seseorang. Di lembaga-lembaga ini juga sudah sering mengislamkan muallaf. Maka jangan ragu mengajaknya ke sana. Kalau di kota Anda belum ada lembaga seperti ini, dan Anda sendiri belum mampu membimbingnya dengan penuh, tetaplah Anda mencari ulama atau ustadz yang dapat emmbantu teman Anda ini.
Apa yang harus diajarkan terlebih dahulu? Merujuk sirah Rasulullah, beliau saw mendahulukan masalah pemahaman terhadap aqidah dibanding pelaksanaan ibadah ritual. Jadi mengenalkan rukun iman sebelum rukun Islam. Syarat utama bagi orang yang baru masuk Islam ialah mengucapkan dua kalimat Syahada:"Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah." Barangsiapa yang mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisannya, maka dia menjadi orang Islam. Dan berlaku baginya hukum-hukum Islam, walaupun dalam hatinya dia mengingkari. Kerana kita diperintahkan untuk memberlakukan secara lahirnya. Adapun batinnya, kita serahkan kepada Allah. Dalil dari hal itu adalah ketika Nabi saw. menerima orang-orang yang hendak masuk Islam, beliau hanya mewajibkan mereka mengucapkan dua kalimat Syahadat. Nabi saw. tidak menunggu hingga datangnya waktu salat atau bulan Puasa (Ramadhan). Bahkan Aisyah ra. istri tercinta Rasulullah saw pernah berkata, ”SeAndainya aturan melarang minum khamer (arak) diturunkan terlebih dahulu sebelum keimanan menancap di hati para sahabat, niscaya tak satu pun yang mau memeluk Islam”. Wajar, karena minum khamer adalah bagian dari budaya mereka, sehingga para sahabat pernah sholat sambil mabuk ketika larangan minum khamr belum diturunkan.
Sdr. Awan, ajaklah teman Anda menuju kemantapan dalam aqidah Islam. Hilangkan dulu ambisi-ambisi pribadi untuk mendapatkannya. Termasuk ujian-ujian ketidaksetujuan orang tuanya…dan hambatan yang menghadang nantinya..pikirkan itu nanti. Sekarang fokuskan Anda ingin membimbing seorang teman menuju hidayah…Oleh sebab itu yang perlu diutamakan adalah memantapkan keimanannya; Suatu saat keimanan ini mestilah secara total, baik dalam hati, diucapkan dengan lisan dan selanjutnya secara bertahap dIbuktikan dalam perbuatan. Sementara keimanan itu boleh disembunyikan jika dikhawatirkan akan membahayakan keselamatannya. Paling tidak sampai sahabat Anda tersebut dapat mempersiapkan untuk mandiri dan kuat imannya untuk menghadapi tantangan jika harus dilepas oleh keluarganya. Ibadah-ibadah fardhu agar dapat dilaksanakan sesuai kemampuannya, misalnya jika sholat belum sempurna maka dengan bacaan yang dia mampu pun akan diterima oleh Allah swt. Insya Allah.
Mudah-mudahan hati sahabat Anda diberi keteguhan, diberi ketenangan hati dalam menghadapi cahaya suci, cahaya Islam….! Dan takdir apakah dia jodoh Anda..serahkan saja pada Allah. Jika memang dia jodoh Anda pasti akan ada jalan untuk itu…saya turut mendoakan.
Wallahu a’lam bish-shawab
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Bu Urba