Assalamualaikum wr. wb.
Ibu Anita yang terhormat, saya seorang pria yang berniat ingin menyempurnakan 1/2 diin dengan menikah. Saya mempunyai seorang kenalan wanita yang sepertinya baik dan cocok untuk dijadikan calon isteri. Hubungan yang kita jalani sekarang ini adalah hubungan tanpa komitmen seperti halnya hubungan teman dekat.
Sejalan perjalanan hubungan kami, dia bercerita tentang kekurangannya. Salah satu kekurangan dia yang membuat saya ragu-ragu adalah problem kesehatan yang cukup serius yang dia derita. Dia sudah mengalami problem kesehatan semenjak dia kecil sampai hari ini. Dia sudah berusaha untuk mengobati kekurangan kesehatan dia, tapi sampai hari ini belum mendapatkan solusi yang mujarab. Problem kesehatan dia berupa rusaknya satu organ yang ternyata organ tersebut mengakibatkan dampak terhadap yang lain (gangguan metabolisme dan pertumbuhan tubuh). Dengan kondisi tersebut tentunya sepanjang hidupnya menjadi tidak nyaman untuk dijalani.
Saya ragu-ragu dengan problem tersebut apakah nantinya dapat mengakibatkan dia tidak dapat menjalani tugas sebagai isteri dan ibu rumah tangga dengan baik. Baik secara sosial maupun secara pribadi.
Bagaimana yang harus saya lakukan, apakah saya sebaiknya melanjutkan hubungan tersebut mengingat terkadang saya merasa iba meninggalkan dia. Selain itu saya sendiri ragu-ragu apakah saya siap hidup dengan wanita dalam kondisi tersebut. Ataukah saya perlahan-lahan meninggalkan dia dan mencari wanita lain yang lebih baik secara kesehatan. Kita tentunya tahu kesehatan adalah fundamental di antara yang lain. Tanpa kesehatan kita tidak dapat merasakan semuanya dengan baik. Karena tidak ada ikatan apa-apa saya sih bisa saja mencari wanita lain, tapi terkadang saya gak tega dan kasihan. Terlepas dari problem kesehatannya saya sendiri tidak ada masalah kekurangan dengan dia.
Wassalamualaikum wr. wb.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudara Myd yang baik,
Nampaknya anda sedang merasa bingung dan ragu-ragu dalam melanjutkan hubungan anda saat ini. Niat baik untuk menyempurnakan setengah diin memang bukan keputusan yang mudah. Selalu diperlukan kematangan dalam berpikir, terutama mengenai calon yang akan menjadi pasangan hidup kita.
Memilih seseorang untuk dinikahi berarti menerima tanggung jawab untuk menerima dirinya apa adanya dan berkomitmen untuk menjaga hubungan yang akan terjalin. karenanya menentukan bahwa kita siap untuk menerima seseorang menjadi pilihan hidup kita juga harus diiringi kemampuan kita dalam menerima kekurangannya.
Jika anda dari sekarang meragukan kemampuan anda untuk menerima tanggung jawab sebagai suami dari seorang wanita yang rentan dari segi kesehatan maka janganlah memberikan harapan apapun baginya. Karena tanggung jawab anda sebagai suami kelak tentu berbeda dengan tanggung jawab dan hubungan anda sebagai seorang teman saat ini.
Saya tidak menyarankan anda untuk menikahi seseorang karena bentuk rasa kasihan, karena anda takkan tahu sampai kapan perasaan tersebut masih dapat bertahan ketika pengorbanan anda dituntut lebih dari sekedar rasa kasihan. Pertanyaannya kembali pada diri anda sanggupkah menerimanya dan merawatnya meski kelak hak anda sendiri dalam rumah tangga tak mampu dipenuhi isteri anda?
Jika anda merasa siap maka berikhtiarlah, namun jika anda merasa tidak mampu maka mundurlah secara teratur tanpa memberikan harapan. Jadilah pendukung moral saja baginya dari jauh dan berilah kesempatan baginya untuk dapat menerima lelaki lain yang tepat dalam hidupnya. Bersikaplah tegas agar tidak mengombang-ambingkan perasaan orang lain dan dalam memutuskan yang terbaik maka jalanilah sholat isthikharoh agar mendapatkan petunjuk Allah. Wallahu’alambishshawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.