Assalamualaikum,
Ibu yang terhormat,
Saat ini saya berusia 27 tahun, saat ini saya berhubungan sudah hampir 1 tahun dengan seorang Akhwat yang Insya Alloh, saya ingin hubungan ini menuju pernikahan. Kami tinggal di beda kota, Dia orangnya introvert, tidak bisa dipaksa, lalu memiliki pengalaman traumatik yang diakibatkan pengalaman teman dan saudaranya yang dikecewakan oleh pria lain, sehingga saat saya dahulu mengajaknya untuk berhubungan serius pun harus pelan-pelan berbicaranya, karena kalo terburu-buru malah dia menolak.
Saat ini saya ingin mengajaknya menikah, mungkin untuk tahap pertama masuk ke tahap khitbah dulu. Namun, kalau saya berbicara mengenai khitbah dan pernikahan kadang ditanggapi dengan candaan, kadang hal ini membuat saya menjadi ilang feeling untuk melanjutkan perbincangan mengenai pernikahan dan rencana setelah menikah.
Ibu, bagaimana cara saya untuk berbicara dengan Dia, mengenai pernikahan, setidaknya untuk berbicara untuk melakukan khitbah dan rencana pernikahan kepada Dia. Saya khawatir, dia merasa diburu-buru oleh saya, sehingga akhirnya malah menolak. Terima Kasih.
Wassalam.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Sdr.Gito yang sholih,
Subhanallah.. saya dapat merasakan bahwa Anda ingin menikah untuk mencari ridlo Allah. Saat ini ada akhwat yang menarik perhatian Anda namun dia mempunyai pengalaman traumatik sehingga butuh kesabaran. Jangan tergesa-gesa melangkah Saudaraku, insya Allah kalau dia jodoh Anda maka akan ada jalan keluar.
Sdr.ku yang sholih,
Jika seseorang mempunyai pengalaman traumatik, maka harus diurai dulu cara berpikirnya menghadapi pengalaman tersebut. Biasanya yang dilakukan adalah negative thinking dan generalisasi, yakni suatu pemikiran negatif bahwa semua kasus akan seperti pengalaman sebelumnya. nah..ini perlu diperbaiki dengan merubah cara berpikirnya yang salah. Jika Anda mungkin melakukannya dan tetap terjaga batas-batas hubungan yang islamy, silakan lakukan dialog; atau carilah bantuan akhwat lain untuk meluruskan cara berpikir yang sekarang tentang pernikahan. Ajakan Anda yang mengarah ke serius ternyata ditanggapi dengan canda, mungkin sebagai pengalihan atas ketidakpercayaannya pada laki-laki. Oleh karena itu jadilah teman dan sahabat dahulu, sehingga Anda lebih obyektif. Perlahan-lahan barulah masuk pada tema yang lebih serius. Anda juga dapat minta bantuan pihak yang dekat dengan gadis tersebut untuk memahamkan keseriusan Anda, bahwa Anda tidak seperti laki-laki lain. Bahwa Anda adalah pria yang bertanggungjawab dan tulus untuk menikahinya. Memang kalau wanita sudah kecewa, maka perlu hati-hati dalam meluruskan dan menyembuhkan kekecewaannya. Berilah bukti dengan sikap dan tingkah laku yang baik sehingga dia akan percaya.
Sdr. Gito yang sholih,
Saya salut jika nanti sebagai suaminya (jika Allah memberi ridlo-Nya) Anda mau bersabar menghadapi seorang istri yang mempunyai pengalaman traumatis. Perlu proses panjang dan bertahap untuk memulihkan cara berpikir dan bersikap ke depan. Semoga ini menjadi amal ibadah Anda.
Sdr.ku yang sholih,
Selain ikhtiar dengan perilaku, do’a adalah salah satu ikhtiar yang penting. Insya Allah ketulusan do’a Anda akan didengar Allah Swt. untuk membukakan hati gadis tersebut. Namun apapun yang terjadi siapkanlah hati Anda. Semoga Allah memberi yang terbaik pada Anda. Amin
Wallahu a’alam bisshawab
Wassalamu’alaikum wr. wb
bu Urba