Assalamualaikum Wr. Wb
Ibu Urba, ysh
Ana adalah seorang Suami dari 2 orang Putri ( 3 th dan 1 bln ). Ana adalah anak bungsu, sementara Istri Ana adalah anak Pertama. Saat ini, Ana tinggal di rumah Mertua Ana, karena kebetulan lokasi Kantor yang cukup dekat dan rumah itu sering kosong karena Mertua pulang 2 minggu sekali.
Di sisi lain, rumah orang tua Ana agak jauh dari Kantor ( + 45 menit ). Tetapi orang tua Ana sangat mengharapkan kami tinggal bersama mereka, karena sudah tua dan sering sakit-sakitan. Saya pribadi, ingin sekali hari-hari saya menemani dan menjaga mereka berdua di sisa-sisa hidup mereka.
Adapun pertanyaan adalah sebagai berikut :
1. Di mana sebaiknya kami tinggal, rumah Mertua atau Orang tua Ana ?
2. Saya pernah berfikir untuk “ ngontrak “ agar win-win solution, tidak sana sini dan adil, bagaimana menurut Ibu ?
Demikian, mohon pencerahanya. Jazakallah khairant katsirant
Wassalamualaikum Wr Wb
Abi – Bdl
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Sdr. Abi yang dirahmati Allah swt.,
Permasalahan tempat tinggal memang menjadi salah satu faktor pemikiran utama dalam sebuah keluarga. Apalagi dengan semakin besarnya anak-anak, tentu harus dipikirkan lingkungan yang baik agar anak tumbuh dengan baik.
Saat ini Anda tinggal bersama mertua dengan alasan lebih dekat dengan kantor, alhamdulillah..dan Anda juga tak menyebutkan hambatan yang berarti selama tinggal bersama mertua. Ternyata saat ini orangtua Anda juga sudah tua, sakit-sakitan dan membutuhkan "teman" yang dapat menemani bahkan merawat di usia tuanya.
Sebagai anak bungsu, biasanya mempunyai kedekatan lebih dengan ibu sehingga Anda tergerak membersamai mereka, meskipun sebenarnya masih ada saudara-saudara yang lain. Saya kira dapat dipahami konflik yang sedang Anda alami ini saat ini dan memang harus disikapi dengan tepat.
Sdr.Abi yang dirahmati Allah swt.,
Menghadapi dua kepentingan ini, perlu dibuat list atau daftar tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing. Katakanlah misalnya, tinggal di rumah mertua tentu akan menghemat energi dan biaya ke kantor, memanfaatkan kekosongan rumah yang berarti juga membantu mertua menjaga rumahnya, istri pasti lebih enjoy di rumahnya sendiri; namun kekurangannya adalah Anda tidak dapat membersamai orangtua.
Jadi, kepentingan kedekatan dengan kantor bersifat individual namun mempunyai efek positif yakni menyelesaikan problem mertua yang rumahnya kosong. Adakah dampak negatif lainnya? Adakah saudara istri yang menjadi tidak suka karenanya? Atau kemudian Anda dianggap masih tergantung mertua padahal sudah berkeluarga?
Pilihan kedua, jika Anda membersamai orangtua Anda, ini murni untuk birrulwalidain, bahkan Anda harus siap berangkat ke kantor lebih pagi, energi yang dibutuhkan juga lebih banyak, terutama istri apakah sudah siap dengan keputusan ini? Jangan mengesampingkan pendapat istri dalam hal ini, bahkan harus Anda libatkan sejak awal karena dialah yang akan banyak berada bersama dan bahkan merawat orangtua anda, bukan? Sementara istri juga merawat anak-anak yang masih kecil.
Jadi, musyawarah dengan istri, kemudian komunikasikan dengan baik pada mertua maupun orangtua apapun keputusan yang akan Anda dan istri ambil. Tetaplah birrul walidain dengan cara-cara yang anda mampu lakukan, apakah mengunjungi, menelpon, memberi hadiah atau bingkisan kecil kesukaan mereka.
Hal ini dapat anda lakukan secara bergantian pada mertua maupun orangtua. Bicarakan dengan keluarga besar Anda tentang kondisi orangtua anda yang sudah mulai sakit-sakitan, mungkin mereka juga bisa membantu.
Sdr. Abi yang dirahmati Allah swt.,
Saya menghargai, sebagai suami Anda ingin mandiri, meskipun dengan mengontrak rumah. Memang jika Anda selamanya menetap di rumah orangtua atau mertua, ada kesan bahwa Anda tergantung; nah.. dalam jangka panjang tentu ini tidak baik, namun jika ini untuk semenatra saya kira tidak masalah.
Mengapa? Ya, karena dalam jangka panjang mungkin ada dampaknya, karena banyak kepentingan yang di kemudian hari akan muncul baik dari saudara Anda atau saudara istri. Memang keputusan untuk tinggal dengan orangtua atau mertua harus ditimbang-timbang dengan baik, semua berdasarkan keridloan masing-masing pihak.
Anda dapat membuat planning, baik jangka pendek atau jangka panjang, namun ujung-ujungnya memang sebagai suami Anda harus memikirkan tempat tinggal yang mandiri suatu saat. Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan Allah memberi kemudahan pada kehidupan Anda.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba