Assalamualaikum Wr. Wb.
Ibu Anita, masalah yang saya hadapi mungkin hampir sama dengan yang lain yaitu belum dikaruniai keturunan. Saya baru menikah sekitar 9 bulan. Dan kakak kami menikah 3 bulan sebelum kami, dan Alhamdulillah mereka telah dikaruniai seorang putri.
Tapi kami sampai sekarang belum ada tanda-tanda untuk hamil. perlu di ketahui saya dan isteri hidup terpisah. Saya di Jakarta sedangkan isteri kerja di Surabaya, dan kami tidak bisa untuk meninggalkan pekerjaan masing-masing paling tidak dalam waktu dekat ini. Dan yang membuat keadaan bertambah rumit, isteri sepertinya (maaf kalo salah bicara) terobsesi untuk segera punya momongan, mungkin melihat ayah saya sangat sayang sekali sama anak dari kakak saya.
Sehingga setiap kali di M, dia down banget, sampe nangis, sedih, saya sendiri juga merasakan hal yang sama, tapi saya pasrah sama Allah, karena semua berasal dari Dia, saya dan isteri hanya bisa berusaha. Dan tiap hari H, saya selalu mencoba untuk menenangkan isteri saya, bahwa memang bukan waktu kita, namun nampaknya setiap bulan bukan malah mereda kesedihan itu malah bertambah.
Saya bingung harus ngomong apa lagi supaya isteri saya punya kekuatan dalam diri dalam menghadapi ini. Hal ini sering bertambah buruk gara-gara sering ada teman-teman atau keluarga yang menanyakan atau menyindir kapan hamil, hal ini malah membuat kami sempet gelisah, dan saya hanya bisa pasrah. Tapi yang saya kuatirkan adalah kondisi mental isteri saya bisa semakin drop. Terlebih lagi kalo ada yang memberi kabar kalo ada temen kami yang jarak menikah tidak terlalu jauh dengan kami, sudah hamil, hal itu tambah menambah down mental isteri saya.
Sebenarnya kami juga sudah berusaha untuk punya momongan, mulai dari mencocokan masa subur dengan waktu saya libur, namun kebanyakan yang terjadi masa subur dia berada di tengah-tengah minggu, yaitu sering hari Selasa-Kamis. Sedangkan saya sendiri belum bisa cuti panjang karena status saya masih kontrak. Kalo hari senin atau jum’at mungkin saya bisa mencuri 1 hari.
Dan isteri saya juga kontrak dan tidak bisa mengajukan cuti. pilihan untuk kembali bekerja di surabaya memang sudah ada di kepala kami, namun sampai saat ini belum ada tempat di surabaya yang menerima saya bekerja. Maaf kalo isi konsultasi saya terlalu panjang, dan saya berterima kasih atas saran dan mungkin jalan keluar yang Ibu berikan atas masalah yang saya hadapi.
Wassalamu’alaikum wr, wb.
Assalaamu’alaikum wr, wb.
Bapak DO yang dirahmati Allah
Menimang buah hati, pasti menjadi keinginan semua pasangan yang telah menikah. Dengan hadirnya buah hati tentunya menjadikan hidup menjadi lebih bermakna dan semakin berarti. Namun bila sang buah hati yang dinanti tidak kunjung hadir, tentunya hal itu cukup membuat pasangan suami isteri merasa hidupnya kurang sempurna. Hidup berdua saja, pastilah terasa sepi tanpa tawa dan tangis si kecil. Apalagi bagi pasangan suami isteri yang tepaksa harus tinggal terpisah dengan jarak ratusan kilometer antara Jakarta- Surabaya seperti yang tengah anda jalani saat ini bersama isteri tercinta.
Rasa kesepian isteri, mungkin akan terobati bila ada si kecil yang menemaninya. Karenanya kehadiran anak buat isteri anda menjadi hal yang teramat sangat penting. Kesedihannya semakin bertambah disaat saudara maupun teman dekatnya yang belakangan menikah ternyata telah lebih dahulu dikaruniai anak. Apalagi banyak pertanyaan dan komentar yang terkesan menyindir dari teman dan saudara soal anak kian menambah kegundahan hatinya. Sehingga saya dapat memahami perasaan isteri anda yang menurut anda menjadi terobsesi untuk segera memiliki buah hati.
Sikap anda yang senantiasa menenangkan kegelisahannya, sudah cukup baik. Namun memang butuh kesabaran dari anda agar terus menerus memberinya dukungan agar dapat lebih bersabar. Kendala jarak yang memisahkan anda berdua, kemungkinan besar merupakan salah satu penyebab anda belum dikaruniai buah hati. Karena hal ini menyebabkan frekuensi pertemuan menjadi sangat kurang dan ditambah lagi sulitnya mencocokan masa subur isteri dengan waktu libur anda.
Sebenarnya tidak ada solusi yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah anda selain senantiasa berikhtiar dan berdoa. Selalu berprasangka baiklah pada-Nya, bahwa Allah pasti akan memberikan karunia-Nya pada saat yang tepat untuk anda berdua. Karena pasti Allah lebih tahu yang terbaik buat hambaNya. Apalagi saat ini masalah hubungan jarak jauh anda dan isteri, bahkan masih belum dapat menemukan jalan keluar.
Sulit dibayangkan apabila isteri tengah mengandung sedangkan suami tidak dapat senantiasa selalu didekatnya. Padahal ketika mengandung biasanya isteri memerlukan lebih banyak perhatian dan dukungan dari suaminya tercinta. Dari mulai masalah ngidam, pemeriksaan rutin ke dokter, sampai persiapan persalinan. Pastilah beratnya menjalani proses pada masa kehamilan, akan terasa lebih ringan dan tenang apabila ada suami di sampingnya yang senantiasa menemani.
Lagipula janganlah terlalu khawatir apabila anda berdua belum dikaruniai buah hati. Karena pernikahan anda juga belum genap setahun. Karena banyak lho pasangan yang setelah bertahun-tahun menikah baru diberi keturunan. Namun untuk lebih meyakinkan anda, cobalah untuk memeriksakan diri ke dokter, apabila anda dan isteri dinyatakan sehat, berarti hanya masalah waktu saja bukan?
Akhirnya, menunggu kehadiran buah hati memang memerlukan kesabaran, doa dan usaha yang tidak kenal lelah. Serta selalu berprasangka baik pada Allah, karena Allah akan berbuat sesuai dengan prasangka hambaNya. Setelah kesabaran, segala usaha dan keikhlasan sudah anda dan isteri lakukan, serahkan semua hasilnya kepada Allah semata. Insya Allah hasilnya akan berbuah manis.
Wallahu’alam bishawab.
Wassalamu’alaikum wr. wb.