Kasus 1:
Assalamu’alaykum wr. wb.
Ibu Urba yang sholihah, saya mengenal seorang teman laki-laki yang menurut saya akhlaknya cukup baik dan kami insya Allah berniat untuk menjalani bahtera berumah tangga. Tetapi dari sekian banyak ceritanya, saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa ia bukan berasal dari keluarga yang baik-baik. selain orang tuanya yang tidak akur (bercerai) juga kakak-kakak dan adik-adiknya pun melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.
Saya sadar, saya bukanlah mahluk yang sempurna, tapi melihat latar belakang keluarganya, saya menjadi khawatir tentang pernikahan saya nantinya, apabila memang jadi menikah dengan dia.
Pertanyaan saya, apkaha salah perasaan khawatir saya ini terhadap latar belakang keluarganya yang kurang baik?
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Wassalam. wr. wb.
Kartika
Kasus 2:
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sebelunya saya pribadi mengucapkan banyak trimakasih atas ulasan-ulasan jawaban sebelumnya yang bisa di jadikan bahan pelajaran buat pembaca yang lain.
Begini, saya sudah tunangan dengan seorang wanita. Tetapi dengan berjalannya waktu sepertinya saya tidak yakin dengan dia. Kemudian saya cerita sama teman saya, tetapi koq saya malah ada perasaan lain sama dia. Jujur bukan karena fisik atau yang lain. Saya mengagumi dia karena pandangan dia tentang islam dan dia banyak membimbing saya untuk berubah menjadi muslim yang baik. Saya bingung, kalau harus menggagalkan tuangan yang sudah saya lakukan, saya merasa kasihan pada tuangan saya, keluarga dia, keluarga saya sendiri. Betapa kecewanya mereka klo saya membatalkannya. Tetapi kalau saya lanjutkan dengan ketidakyakinan, saya takut nanti malah berantakan. Kira-kira saya harus bagaimana…?
Terimakasih atas jawabannya.
Wassalamu’alaikum
Nd
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh
Sdr Kartika dan Nd yang disayang Allah,
Saat ini Anda sedang dalam kebimbangan dengan calon Anda. Sdr. Kartika lebih meragukan latar belakang keluarga dan Sdr Nd. gamang dengan perubahan perasaan karena ada alternatif pilihan lain.
Sdr. Kartika, keraguan tentang latar belakang calon Anda yang punya track record seperti di atas memang manusiawi. Pernikahan adalah ibadah yang diharapkan hanya terjadi sekali seumur hidup. Tentunya wajar kalau Anda berhati-hati karena Anda tak ingin menyesal nantinya. Tetapi apakah Anda sudah istikhoroh? Jika belum lakukan cara yang dituntunkan agama ini. Jika calon Anda ahlaknya baik, bukan tidak mungkin dia menjadi imam bagi Anda dan putra-putri Anda nantinya, bukan? Tidak selalu keburukan itu akan terwariskan; rantai itu dapat diputus dengan ikhtiar manusia dan ijin-Nya.
Sdr kartika yang shalihah, Rasulullah saw pernah berpesan, ”jauhilah rumput hijau yang tumbuh di dekat tempat sampah,’ maksudnya adalah perempuan yang shalihah, tetapi lingkungan pergaulannya tak baik, sebaiknya memang tak diperistri. Karena hal ini akan dikhawatirkan mewarnai kepribadiannya. Tetapi hadits ini tak mengandung larangan. Selama Anda yakin bila rumput hijau ini dipindah ke kebun yang baik, tanahnya subur, airnya jernih tentu akan lebih menghijau lagi.., bukan begitu hukum alam mengajarkan?
Sdr Kartika, sebagaimana sudah kita fahami, tak ada manusia yang sempurna. Semuanya pasti mengalami kekurangan. Jadi mustahil rasanya mengharapkan sosok suami yang serba ideal. Fokuslah pada dirinya dan jangan 100% terfokus pada kondisi keluarganya. Galilah isi hatinya dengan sejujur-jujurnya. Carilah pemihakannya pada kondisi keluarganya, bisakah ia tetap berpegang pada kebenaran meski latar belakang keluarganya tak seperti yang Anda harapkan? Jika memang dia bukan jodoh Anda yang baik, mintalah agar dijauhkan dari Anda. Tetapi jika memang baik bagi Anda, mintalah pada-Nya agar dimudahkan. Inilah inti dari do’a istikharah, agar dipilihkan yang terbaik menurut Allah swt.
Sdr. Nd. saya sarankan Anda memantapkan hati terlebih dahulu. Jangan sampai hati Anda masih berbolak-balik. Mungkin saat ini Anda masih dalam tahap mencari yang terbaik, oleh karena itu istikharahlah mana yang terbaik di antara keduanya. Kalau Anda masih gamang, berarti Anda belum punya kesiapan, jadi jangan melakukan pendekatan yang ternyata justru mempersempit wawasan Anda tentang kepribadian calon Anda. Namun karena Anda sudah tunangan, hal ini akan menyangkut banyak pihak, terutama ketersinggungan keluarga wanita tunangan Anda. Jalinlah hubungan baik dengan mereka, agar apapun keputusan Anda nanti, mereka dapat menerima dengan hati lapang. Memperlama tunangan memang mengandung madharat. Segeralah menikah jika sudah mengkhitbah seorang wanita. Godaan wanita lain adalah ujian yang selalu akan dihadapi laki-laki sampai nanti dia sudah berumah tangga. Dibutuhkan kesetiaan dengan pasangan dalam hal ini.
Nah, Sdr. Nd. tetap mendekatkan diri pada Allah dan kepada Sdr. Kartika tetap musyawarah dengan orang tua Anda. Carilah hikmah terbaik dari pengalaman hidup orang lain. Kepada Anda berdua semoga diberi ketetapan hati mendapat pasangan terbaik. amin.
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Ibu Urba