Assalamualaikum Umi Urba yang saya hormati,
Sewaktu saya masih kuliah 1,5 tahun yang lalu saya berpatner dengan dengan seorang ahwat yang alhamdulillah telah berjilbab sejak lulus SMA akan tetapi masih belum sepenuhnya benar karena masih memakai jeans. Ketika berpatner tersebut awalnya saya belum tertarik dengannnya, akan tetapi lama kelamaan saya menyukai pribadinya yang santun, penyayang dan taat beribadah. Itu alasan saya menyukai bukan karena fisiknya.
Berbulan-bulan saya merahasiakan perasaan ini sampai akhirnya saya ceritakan pada teman akhwat saya yang juga bekas patnernya karena tak tahan lagi merahasiakannya. Semuanya saya ceritakan dan saya menuruti sarannya. Akan tetapi akhir-akhir ini sepertinya saya sadar bahwa dia ada yang ditutupi dari saya tapi saya tidak tau apa itu.
Kembali ke ahwat yang saya taksir tadi, 8 bulan yang lalu saya mengutarakan perasaannya dan saya sendiri sudah tau jawabannya dia pasti menolak saya karena dia sudah punya pacar. Saya baru mengutarakannya sekarang karena saya tidak ingin menghancurkan penelitian kami. Tapi oleh teman saya tersebut saya egois karena hanya mementingkan perasaan saya saja. Saya bingung dengan maksud teman saya tersebut. Kalau saya egois sudah saya katakan dulu-dulu ketika kami belum lama berpatner maka hancurlah penelitian kami.
Sampai hari ini saya belum bisa melupakannya dan belum bisa menerima kenyaan ini. Niat saya memang mencari jodoh sejak awal bukan untuk pacaran, tetapi mungkin takdir berkata lain.
Apa yang harus saya lakukan ummi? Atas sarannya diucapkan terimakasih.
Wa’alaikumussalam wr wb
Sdr Eko yang disayang Allah swt,
Saya memahami tentang perasaan Anda saat ini, memang tidak nyaman berada dalam posisi Anda setelah kenyataan bahwa perasaan Anda dan keinginan Anda untuk mengajaknya serius mengajak akhwat tersebut menyempurnakan dien, ternyata ditolak.
Sdr Eko yang dirahmati Allah swt,
Visi Anda dalam memilih akhwat sudah benar, dilandasi oleh dien, bukan hanya alasan fisik semata, menandakan kepahaman Anda dalam masalah ini sudah lebih baik dibanding akhwat tersebut. Nampaknya akhwat tersebut masih menjalin hubungan tidak seperti yang Anda kehendaki, mungkin ini yang Anda maksud bahwa akhwat tersebut masih pacaran. Di sini nampaknya Anda justru harus bersyukur pada Allah swt, mungkin di sinilah hikmahnya, bahwa Anda sudah mempunyai kepahaman dalam menjalin hubungan sementara akhwat tersebut belum.
Sdr. Eko, Anda hanya perlu waktu untuk menyembuhkan "luka" hati Anda, memang kekecewaan itu membawa sensasi yang sedikit menyakitkan ya..tapi percayalah, waktu akan membantu Anda dengan cara-cara yang sehat dalam mengatasinya. Lakukan koping (cara menyelesaikan masalah) yang konstruktif, seperti menyibukkan diri Anda pada kegiatan- kegiatan yang positif, semakin khusyu’ dalam ibadah, banyak membaca sehingga wawasan bertambah, bergaul yang sehat, dsb.
Sdr. Eko, berdo’a juga merupakan koping yang dianjurkan, serahkan masalah jodoh ini pada kehendak-Nya, kalau Anda memang berjodoh dengan akhwat tersebut, cepat atau lambat pasti ada jalan, sedangkan jika tidak, berdo’alah agar Anda mendapat pasangan yang lebih baik.
Sekian yang dapat saya sampaikan, tetap istiqamah, ya..!
Billahit taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr wb
bu Urba