Assalamualaikum wr, wb.
Saya adalah karyawati swasta berumur 24 tahun, komitmen saya dalam memilih jodoh adalah Insya Allah dengan cara diperantarakan atau dicarikan oleh Allah melalui murobbi saya. Namun saya memiliki kendala di tempat kerja.
Salah satu ikhwan mensinyalkan sikap yang tidak jelas maknanya ke saya. Semua informasi tersebut melalui email, namun itu semua cukup membuat hati saya lemah dan "berpenyakit", ketika saya respon dia menghentikan email tersebut namun ketika saya mencoba untuk meneguhkan hati, cobaan berupa kiriman email-email tersebut membuat saya goyah lagi.
Saya sudah mohon kepada Allah, apabila memang dipasangkan, mohon untuk didekatkan namun apabila tidak supaya dipalingkan. Rekan tersebut Insya Allah sholeh dan memenuhi kriteria saya, wanita memulai dulu dengan memakai perantara memang bisa namun saya dalam posisi tidak jelas dengan sikapnya.
Murobbi saya menyarankan untuk melupakan beliau, saya sudah berusaha namun ketika hati sudah mantap melangkah, cobaan itu datang lagi (rekan tersebut mengirimkan artikel lagi)
Bagaimana saya menegaskan hati dan sikap saya ke depan? Saya tidak ingin "berpenyakit" dan menjalani semua itu dengan halal, kalau memang toh saya harus menghindari, bagaimana caranya?
Jazakillah Khoir
Wassalamualaikum wr, wb.
Assalamulaikum wr, wb.
Mendekati usia seperempat abad, bagi seorang perempuan merupakan saat yang paling tepat untuk memikirkan dan mempersiapkan diri untuk berumah tangga, demikian juga halnya anda. Komitmen anda menjaga adab-adab Islami dalam memilih jodoh, sangat saya kagumi.
Bila saat ini ada seorang ikhwan yang mulai sedikit ¡melemahkan¢ hati anda, disebabkan sikapnya yang tidak jelas adalah hal yang lumrah. Apalagi ikhwan tersebut memenuhi kriteria calon suami idaman anda. Tidak heran bila hati anda dibuatnya gundah dan menjadi sangat penasaran.
Mengingat sikap sang ikhwan yang tidak memberi ketegasan, memang tampaknya perlu dipertimbangkan dua kemungkinan. Pertama meminta penjelasan kepada yang bersangkutan, bisa melalui seorang teman untuk menjadi perantara untuk menanyakannya secara langsung. Karena siapa tahu yang bersangkutan memang memiliki maksud tertentu namun tidak berani mengungkapkan secara langsung.
Kedua lakukan saran murabbi anda, untuk melupakan ikhwan tersebut. Yakinlah takkan lari gunung dikejar, kalau jodoh takkan lari ke mana. Bila ikhwan tersebut akan jadi jodoh anda, maka akan ada jalan yang akan menyatukan anda dengannya.
Sekarang yang terbaik bagi anda adalah membatasi interaksi anda dengannya dalam bentuk apapun, kecuali hanya sebatas tugas dan pekerjaan. Bila si ikhwan belum menunjukan ¡ketegasannya¢, anggaplah perhatiannya dengan mengirim email-email kepada anda bukanlah hal yang ¡penting¢ untuk dipikirkan apalagi sampai mengotori hati anda. Alihkan perhatian dan pikiran anda dengan mengkonsentrasikan diri pada pekerjaan, baik di kantor atau di tempat lain.
Saya mengerti melakukan hal itu bukan hal yang mudah, namun keyakinan bahwa Allah akan memilihkan jodoh yang terbaik bagi anda, akan membuat hati anda lebih tenang menyikapi hal ini. Jangan lupa senantiasa meningkatkan ibadah dan ketakwaan kepada Allah, agar hati anda senantiasa dipelihara.
Wallahua’lam bishawab.
Wassalaamu’alaikum wr, wb.