Assalamualaikum wr wb.
Ibu, saya sudah menikah selama 1 tahun, dan selama menikah, suami saya tidak menunaikan sholat, seringkali saya mengingaatkannya untuk sholat wajib 5 waktu, namun ada saja alasan atau bantahannya, suami saya rajin melakukan tahajud, tapi tidak mau melakukan sholat 5 waktu, bila saya ingatkan, dia malah menolak tegas..terkadang berakhir dengan pertengkaran antara saya dan suami
mohon bantuannya bu, bagaiman cara saya untuk mnegajak suami sholat 5 waktu, saya sudah memberikan contoh dengan berusaha tidak meninggalkan sholat wajib, mengingatkan setiap waktu sholat tiba, mengajak sholat bersama, memberikan buku mengenai sholat, mengutip ayat al quran (karena suami juga tidak bisa dan tidak mau membaca alquran) tapi usaha ini belum ada hasilnya. pada saat pacaran memang sholat suami, sering bolong2 saya juga sudah mengingatkan dan terkadang suami menurut dan pada saat mendekati pernikahan, iya lebih rajin.. namun setelah menikah.. malah sama sekali tidak sholat, saya khwatir bila kami memiliki anak nanti, akan sulit buat anak kami untuk mau sholat bila tidak diberikan contoh oleh kedua orang tuanya.
tolong saya bu, bagaimana caranya agar suami saya dapat menjadi imam dalam keluarga, menjadi contoh bagi istri dan anak-anaknya, tanpa menyakiti perasaan suami saya?
Terima kasih,
Wassalammualaikum wr wb
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh,
Ibu Tawan yang dirahmati Allah,
Ibu, pernikahan Anda masih termasuk muda. Perkenankan kami ucapkan ”barakallahu laki wa baraka ’alaik wa jama’a baina kuma fi khair”. Doa di atas adalah do’a yang diperuntukkan untuk saudara kita yang baru berumah tangga dan Ibu sebagai pengantin yang relatif baru kami doakan dengan do’a di atas. Semoga Ibu mendapat barakah Allah swt. dalam berumah tangga dan mengumpulkan Ibu bersama suami senantiasa dalam kebaikan..amin..
Kepribadian manusia tidak statis sepanjang hayat, tetapi bersifat lentur. Lingkungan yang kondusif amat berperan untuk membentuk kepribadian seseorang. Masa lalu tentu dapat berpengaruh dalam kepribadian suami, mungkin karena kurangnya penanaman tentang dasar-dasar pengamalan agama dan keimanan.
Ibu, apa yang Ibu lakukan sudah luar biasa…semoga Ibu tidak surut dalam mengajak kebaikan kepada suami tercinta ya, Bu.. kualitas hidup ke depan harus diutamakan….semoga suami lebih berkualitas hidupnya di masa depan. Teruslah mensupport suami dengan ikhlas dan dari hati nurani yang terdalam. Ibu, saya salut pada Anda.. memang dalam kebaikan istripun bisa menjadi pionirnya, tak selalu harus datang dari suami.
Rasulullah saw. Bersabda:
” Agama itu nasihat, ”kami (para sahabat) menjawab,”bagi siapa, ya Rasul?”, maka Beliau saw bersabda,”Bagi Allah, Rasul-Nya, pemimpin umat Islam dan setiap orang Islam” (HRMuslim).
Nasihat merupakan kata-kata yang mengandung nilai-nilai kebaikan, dalam bahasa Arab, tidak ada kata atau kalimat atau ungkapan yang lebih umum untuk menggambarkan kebaikan dunia maupun akhirat daripada kata nasihat. Suami Anda sudah mempunyai kesadaran sholat tahajut, ini satu dari dasar-dasar yang harus disyukuri kan, Bu…berilah dukungan akan kebiasaan ini, mudah-mudahan dari sinilah berawal. Mungkin suami belum terbentuk kesadaran dan belum terbiasa. Pola tidak sholat dalam perilaku suami dan pola disiplin sholat dalam perilaku Anda terbentuk melalui proses pengasuhan, proses pembiasaan yang berlangsung berangsur-angsur sepanjang hayat. Konon, seruan akan lebih mengena jika dilakukan dengan menyentuh hatinya. Lakukan dengan penuh kecintaan. Ajak dengan hati dan semoga suami Anda juga menerima dengan hati. Budaya saling taushiyah ini akan sangat indah diterapkan antar pasangan. Berbekal keikhlasan dan cinta, saling melakukan ’amr ma’ruf nahy munkar dalam keluarga,inilah tipologi keluarga rabbaniy atau keluarga yang di dalam rumahnya ada nuansa mencari tahu (belajar, mengilmui sesuatu) dan memberitahu (mengajarkan ilmu yang diketahui). Ikhtiar dan do’a adalah sikap yang diajarkan agama kita, tentang hasilnya bisa cepat atau lambat, bahkan bisa juga gagal.
Demikian Ibu, semoga ini menjadi lahan dakwah Anda, dan meningkatkan ruhiyah dan keimanan Anda serta anak-anak keturunan Anda kelak. Berapa banyak keturunan yang berkualitas juga muncul dari Ibu yang berkualitas, meskipun Bapaknya belum beriman. Namun manusia wajib berusaha dan tidak pesimis.
Saya kira justru yang dibutuhkan suami saat ini adalah istri yang dapat menjadi pendampingnya untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaannya di masa lalu dan menanamkan kebiasaan baru; butuh kesabaran seorang istri dalam modifikasi perilaku ini. Jadikan keluarga Anda keluarga ilmu karena selalu bersemangat dalam menambah pemahaman agama serta mengamalkannya.
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibu Urba