Bagaimana Bersahabat dengan Lawan Jenis?

Assalamu’alaikum….

Saya punya beberapa sahabat, dan salah satu dari mereka adalah seorang lelaki. Saya sudah menganggap dia seperti kakak kandung saya sendiri, beliau pun menganggap saya seperti itu. Di satu sisi teman- teman saya yang lain menganggap kalau kita mempunyai hubungan khusus. Padahal sama sekali tidak…

Pertanyaan saya:

1.Apakah saya salah mempunyai sahabat ikhwan?

2.Bagaimana menjelaskan kepada teman-teman saya agar mereka bisa memahami saya?

Terima kasih…

Wassalamu’alaikum…

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Adik Syifa, wah…Ibu dalam satu sisi ikut bersyukur bahwa Adik ternyata punya sahabat yang banyak. Ini menunjukkan bahwa Adik punya kemampuan bergaul yang baik. Ternyata salah satu sahabat Adik Syifa adalah ikhwan/ laki-laki. Pertanyaan Adik apakah boleh bersahabat dengan ikhwan menurut Ibu, boleh saja punya kenalan dari seluruh penjuru dunia termasuk laki-laki (ikhwan) maupun perempuan (akhwat).

Allah menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku adalah untuk saling mengenal. Namun ingat, ada batas-batas pergaulan kalau itu menyangkut hubungan dengan lawan jenis. Kalau ada batas-batas yang berlebihan, misalnya ”lebih intens”, ”lebih dekat”, dan kecenderungan yang lain, maka wajar jika muncul persepsi yang negatif.

Sebenarnya persepsi orang lain muncul karena masuknya informasi-informasi inderawi pada mereka; mungkin dari mendengar, melihat dan sebagainya. Nah, ibaratnya gajah di pelupuk mata tak tampak, tetapi kuman di seberang lautan tampak, ada baiknya Adik Syifa banyak mencari umpan balik dari orang lain tentang sikap-sikap pergaulan Adik selama ini. Jangan biarkan muncul peluang su’udzon pada orang lain.

Ada sebuah kisah Rasulullah SAW suatu waktu berjalan bersama salah satu isteri beliau. Di tengah jalan bertemu dengan sahabat. Ketika sahabat ini telah berpapasan dengan Rasulullah SAW maka tiba-tiba beliau berbalik dan memberitahu sahabat tadi bahwa wanita yang bersama beliau adalah isteri Rasululullah SAW. Mengapa ini beliau lakukan? Ya, karena Rasulullah SAW tidak ingin sahabat tadi su’udzon. Subhanallah..!!!

Adik syifa, batas-batas pergaulan perempuan dengan laki-laki misalnya menutup aurat, tidak berkhalwat/ berduaan, tidak berbicara lembut/ usahakan tegas dalam berbicara, menjauhi ikhtilat. Memang kadang derivasinya banyak, seperti sering telpon, sms, chating, yang kemudian menimbulkan fitnah. Yang Adik perlu lakukan bukan sekedar penjelasan pada teman-teman namun juga perlu diikuti dengan bukti-bukti nyata.

Menurut Ibu jangan membuka peluang terjadinya fitnah. Syariatkan menjelaskan bahwa mendekati zina saja tidak boleh, apalagi berzina. Salah satu zina hati adalah memikirkan, zina mata adalah memandang, dan seterusnya. Semoga Adik tidak salah paham dengan penjelasan Ibu di atas. Ibu yakin Adik Syifa tahu batas-batas pergaulan. OK? Sukses dan tetap shalihat!
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ibu Urba