Assalammu’alaikum wr. wb..
Ibu, saya lahir dari keluarga besar. Saya mempunyai 2 kakak (laki-laki dan perempuan) dan 1 adik perempuan. Alhamdulillah kami sdh menikah dan insya Allah bisa hidup mandiri bersama keluarga masing-masing. Permasalahan yang kami hadapi sekarang adalah sikap dan sifat ayah kami yang tidak pernah berubah dari kami kecil. Ayah seorang yang bertanggung jawab dalam hal mendidik anak-anaknya tapi sifat beliau yang sering selingkuh dan menyakiti mamah sampai kini membuat kami sangat sedih. Petualangan ayah bermain dengan wanita lain menghasilkan 3 orang anak selain kami, mamah tidak mau menerima anak2 tersebut. Kami sangat sayang dan kasihan pada mamah, karena kamilah mamah masih tetap bertahan dalam pernikahannyan bersama ayah sampai kini. Kini kami telah berhasil karena kekuatan mamah dan kami telah bosan jugadengan sikap ayah yang masih suka selingkuh saja. Sekarang ayah kembali berbisnis dgn mantan selingkuhnya dulu dan menurut mamah sdh menikah. Kami lihat ayah kembali berhubungan dengan perempuan itu karena uangnya. Kami sdh berbicara kepada ayah, kami memberi solusi pada ayah bahwa kami akan membantu ayah dalam berbisnis dan membiayai anak2 ayah di kota lain, ayah setuju tapi ayah ingin rumah dijual dan pindah ke kampung halaman bersama mamah untuk menjauhi perempuan itu. Kami ragu atas perkataan ayah karena melihat tingkah laku ayah yang tdk pernah berubah. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya sampaikan kepada ibu :
1. Apakah kami harus menuruti permintaan ayah untuk menjual rumah? Sebenarnya mamah dan kami tidak setuju hal ini karena kami sangat ragu dengan ayah. Ayah merupakan seorang yang pembosan, kami takut nanti mamah ditinggal pergi lagi, mamah tdk mau ikut dengan anak-anaknya walaupn kami telah menawari dengan senang hati.
2. Apa yang bisa saya lakukan kepada mamah, saya sangat sayang sekali dan sedih terhadap mamah yang selalu dibohongi dan dikecewakan ayah. Saya sdh bilang pada mamah untuk bersabar dan bertawakal pada Allah, tapi mamah bilang rasanya mamah sdh bersabar dari dulu dan tetap saja ayah begitu, mamah sdh cape walaupun begitu saya pikir mamah tdk mau berpisah dgn ayah.
3. Apa yang bisa kami lakukan agar ayah menghormati mamah lagi padahal walupun mamah terus disakiti tapi mamah selalu melayani ayah dengan baik walaupun terkadang suka ngambek kalo ayah tidak pulang.
4. Bolehkah kami meminta bantuan pada orang shaleh untuk menyadarkan ayah secara rohani tanpa sepengetahuan ayah?
Mohon jawaban dari ibu, sebelumnya saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf bila terlalu panjang.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Sdr Nizyaf yang dimuliakan Allah. Bersyukurlah orang tua yang memiliki putra seperti Anda, berbakti kepada orang tuanya, memiliki rasa empati yang tinggi atas problem yang dialami oleh orang tuanya dan ingin menanggung beban mamahnya.
Bersyukur pula, karena mamah yang Anda miliki adalah mamah yang luar biasa. Meskipun Allah memberinya ujian yang berat, beliau tidak pernah menyerah, rasa cintanya kepada ayah Anda menguatkannya untuk terus bertahan dalam rumahtangganya meski beliau sering disakiti. Maka Anda dan saudara Anda adalah penguat yang akan menjagainya.
Berkenaan dengan pertanyaan Anda :
1. Soal menjual rumah. Apakah rumah Anda harus dijual atau tidak?
Rasulullah saw. Memberi kita petunjuk untuk menghadapi masalah yang membingungkan kita. Yang pertama lakukanlah sholat istikhoroh dan yang kedua lakukanlah musyawarah. Berdasar hadits : Tidak menyesal orang yang istikhoroh, tidak rugi orang yang musyawarah.
Istikhoroh adalah sholat dua rakaat di luar waktu sholat wajib untuk memasrahkan masalah apapun dan meminta jawabannya hanya kepada Allah. Ajaklah anggota keluarga Anda, mamah, kakak dan adik Anda untuk sholat istikhoroh. Bersikaplah senetral mungkin dengan sholat Anda, karena Allah tak bisa dipengaruhi dan juga didikte. Jangan menunggu ilham atau mimpi untuk melihat hasil sholat istikhoroh karena tidak ada satu dalil pun yang menunjukkan hal itu. Setelah Anda selesai sholat istikhoroh, segeralah ambil keputusan untuk menjual atau tidak rumah yang telah memberikan banyak kenangan untuk mamah dan putra-putranya.
Jangan abaikan pula keseriusan musyawarah seluruh anggota keluarga kalian. Buatlah daftar yang bisa Anda sepakati bersama, yang berisikan manfaat dan keuntungan, juga madharat dan kerugian bila mamah mesti pindah dari rumah Anda. Dari catatan itu, semoga Anda bisa menyimpulkan, mana yang terbaik untuk mamah. Semakin banyak kerugiannya dibanding kemanfaatannya, tentu Anda tak akan memutuskan untuk menjual rumah itu dan begitu pula sebaliknya.
2.Banyak hal bisa Anda lakukan kepada mamah Anda. Sebagai anak, berbakti kepada mamah adalah kewajiban seumur hidup, bahkan sampai Allah memanggilnya, kewajiban itu tidak putus dengan cara Anda mendoakan dan menjalin silaturahim dengan kerabat dan sahabatnya. Ketika Anda menasehatinya dengan sabar dan tawakkal, sesungguhnya mamah Anda telah menjalaninya, jauh sebelum nasehat itu muncul dari Anda. Maka, tetap berada di dekatnya, membersamainya, bersedia untuk berbagi hati dengannya dan datang dan mendengarkan cerita dan keluh kesahnya saat beliau membutuhkan, adalah beberapa hal yang harus Anda lakukan. Karena, biasanya, ujian bakti seorang anak kepada orang tuanya, menjadi lebih besar saat dia sudah berumah tangga, saat dia harus membagi waktu, perhatian dan hartanya untuk keluarga atau untuk orang tuanya. Jangan lupa selalu lantukan doa untuk keberkahan mamah dan hidayah untuk ayah Anda, sebanyak mungkin mampu Anda lakukan.
3. Adapun tentang ayah Anda, sebetapapun kecewanya Anda dan mamah Anda terhadapnya, dia tetap ayah Anda. Maka menghormatinya, meski Anda tak menyetujui perselingkuhannya, adalah bagian penting yang semoga bisa mengantarkan hidayah untuknya. Bila Anda dapat berbagi dan bicara dari hati ke hati dengannya, tanpa emosi dan tak merasa menang sendiri, lakukanlah. Dan perbanyaknya untuk mendengar ceritanya. Carilah celah yang memungkinkan Anda tahu, untuk apa dia melakukan perselingkuhan, apa yang kurang dari mamah Anda, bagaimana pula cara beliau mengendalikan hawa nafsu. Kalau memang Ayah punya nafsu yang besar, sedangkan ada kendala di Ibu Anda tentu syariat memberi alternatif yang lebih mulia tidak dengan berselingkuh, tetapi dengan nikah secara syah. Namun kalau itupun tidak menghentikan kebiasaan Ayah Anda, berarti ada hal-hal yang secara psiko-spiritual tidak sehat pada Ayah Anda, barangkali membutuhkan bimbingan agamawan atau terapi psikologis..
4. Minta bantuan siapapun boleh, asalkan tidak melanggar syariat seperti yang dilakukan para dukun yang berkedok agamawan. Mintalah bantuan doa dari orang sholih. Tetapi tentu saja, doa dari anak-anaknya yang sholih semoga suatu pembuka solusi. Jangan bosan mengetuk pintu langit karena pintu Allah selalu terbuka dari doa hambaNya.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba