Assalamu’alaikum wr. wb.
Ustadzah saya mempunyai ayah yang hobi sekali menyakiti hati ibu saya (selingkuh) dan kali ini ayah saya mempunyai hubungan lagi dengan wanita lain(mantan pacarnya dahulu dan sekarang janda) padahal ayah saya sudah berumur 64 tahun n baru pulang menunaikan ibadah haji. apa yang harus saya lakukan sebagai anak? Saya sudah berkali-kali menasehati ayah saya tapi saya malah dibilang anak durhaka.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
Putri yang shalihat,
Ibu memahami perasaan Putri atas perilaku Ayah yang berakhlak kurang baik, menyakiti hati Ibu maupun anak-anak. Putri sudah melakukan hal yang benar dengan menasihati Ayah, bukan hanya sekali bahkan berkali-kali. Pasti Putri ini anak yang tegar dan berani (dalam hal yang positif). Ibu salut ada anak seperti Putri yang pantang menyerah menasihati Ayah. Jangan berhenti beramal, Put. Allah swt. Tidak akan melihat hasilnya, tapi amal yang sudah Putri lakukan dengan mengamalkan salah satu perintah illahiyah untuk taushiyah kepada sesama:
Allah swt berfirman dalam QS Al-‘Ashr: 2-3 yang kurang lebih artinya:
“Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih dan yang nasihat-menasihati dalam mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati dalam menetapikesabaran”.
Kata-kata ayah dengan menyebut Putri anak durhaka, tak perlu dihiraukan dan tak usah membuat Putri surut dalam mendekati Ayah. Usaha Putri tak akan sia-sia di sisi Allah swt. Tetap optimis, ya Putri..!!
Putri yang shalihat,
Cobalah Putri cari tahu, kenapa Ayah melakukan itu, adakah perilaku Ibu yang kurang memuaskan dipandang oleh Ayah. Mungkin saja Ibu punya kekuarangan tetapi tidak terkomunikasikan? Misalnya dalam penampilan, atau karena efek menopause sehingga tidak maksimal melayani Ayah. Sarankan Ibu berkonsultasi ke dokter. Mungkin saja Ayah mempunyai nafsu seksual yang ‘berlebih’, wallahu a’lam. Tetapi daripada berselingkuh akibatnya dimurkai Allah, mungkin salah satu solusi adalah menikahi wanita yang disukainya secara sah, bukan? Namun ini setelah melakukan banyak pertimbangan untuk kemaslahatan keluarga. Hal ini ibu sarankan, untuk mencoba melihat sisi masalah dari segi kebutuhan Ayah namun tetap dipandang syar’iy.
Putri yang shalihat,
Tentu sebagai anak, otoritas Putri punya keterbatasan. Carilah pihak keluarga Putri yang punya otoritas untuk menasihati Ayah, misalnya dari pihak saudara Ayah dan pihak dari saudara Ibu. Selain dekat dari sisi persaudaraan semoga juga mampu mengorek secara hati ke hati tentang permasalahan selama ini. Moga-moga hati Ayah terbuka dalam forum itu untuk mengoreksi diri.
Sarankan Ibu juga tetap tegar menghadapi semua ini, dengan semakin mendekatkan diri pada Sang Khalik. Demikian pula sarankan Ibu Putri untuk tidak lelah berdo’a pada Sang Khalik. Insya Allah do’a Ibu tidak terhijab di hadapan-Nya. Dengan do’a tulus pada Allah swt. Insya Allah hati menjadi tenang, rileks dan ridlo terhadap kejadian ini. Hanya Dia-lah yang dapat mengabulkan do’a hamba-Nya. Tetap optimis berjihad dalam keluarga, maju terus Put! Ini saja saran Ibu.
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibu Urba