Assalamu’alaikum wr, wb.
Saya memiliki 3 oarang anak, 2 perempuan dan 1 laki-laki. Si sulung sudah duduk dikelas 3 SD berumur 8 tahun. Sedang adiknya laki-laki 3 tahun dan sibungsu 1 tahun.
Permasalahannya si sulung sering merasa cemburu terhadap adik-adiknya dan merasa orang tuanya sudah tidak memperhatikan dia lagi, bahkan jika ada masalah disekolahnya (PR yang tidak bisa/belum dikerjakan) atau dikasari oleh teman sekolahnya maka dia tidak mau masuk sekolah.
Oh ya kami pasangan yang bekerja, dan kami sudah berusaha secara adil untuk membagi perhatian kepada anak-anak kami bahkan isteri saya selalu menelpon dari kantor sebanyak 2-3 kali kerumah. Mohon saran dari ibu.
Wassalamu’alaikum wr, wb.
Assalamu’alaikum wr, wb.
Bapak Gigih yang dirahmati Allah
Perasaan cemburu memang merupakan ungkapan emosi yang umum dimiliki anak-anak. Anak menjadi cemburu bila ia mengira bahwa minat dan perhatian orangtua beralih kepada orang lain di dalam keluarga. Biasanya anak sulung memang lebih sering merasakan cemburu kepada adik-adiknya.
Anak yang cemburu biasanya berperilaku seperti anak kecil, seperti rewel, pura-pura sakit atau bahkan menjadi nakal. Perilaku ini memang ditujukan untuk menarik perhatian orangtuanya.
Seperti permasalahan yang kini tengah dikeluhkan oleh bapak mengenai perilaku si sulung yang sering merasa cemburu kepada adik-adiknya. Apalagi si sulung memiliki perbedaan usianya yang masing-masing terpaut cukup jauh dengan kedua adiknya.
Hal ini bisa dimengerti, karena kedua adiknya yang masih batita tentu masih sangat tergantung dalam segala hal kepada orangtuanya, sedangkan si sulung merasa sudah dituntut untuk bisa lebih mandiri. Si sulung mungkin saja merasa orang tuanya lebih sibuk mengurusi kedua adik kecilnya, Sehingga akhirnya menjadi kurang memperhatikan dirinya.
Sebagai pasangan yang bekerja, memang menjadi tugas yang sangat berat untuk membagi waktu untuk pekerjaan dan mengurus anak-anak. Sedangkan masing-masing anak memerlukan perhatian yang berbeda-beda dari orangtua.
Saya yakin bapak dan isteri sudah berusaha adil membagi perhatian dan kasih sayang. Namun jangan lupa lho pak, karena setiap anak memiliki kebutuhan dan perhatian yang berbeda-beda. Sesuai dengan perkembangan usianya.
Terutama si sulung yang kini duduk di kelas 3 SD tentunya kebutuhannya akan perhatian yang diharapkannya terutama adalah lewat komunikasi. Karena diusianya sekarang ia sudah dapat diajak berdiskusi untuk mengungkapkan permasalahannya.
Menelponnya 2-3 kali sehari ketika jam kerja sudah cukup baik. Kuantitas pertemuan yang tidak terlalu banyak juga sebenarnya bukan masalah, apabila komunikasi dilakukan secara efektif.
Saran saya, cobalah menjalin komunikasi yang lebih efektif dan mendalam dengan anak. Jangan bosan selalu bertanya padanya misalnya “bagaimana perasaan kamu hari ini di sekolah?”. “apa saja yang kamu pelajari hari ini?”.
Jadilah pendengar yang baik dengan mendengarkan segala keluhannya, kemudian berikan respon yang positif dan memberinya pujian bila si sulung melakukan hal yang baik. Berikan pengertian kepada si sulung dengan lembut, bahwa adik-adiknya masih kecil-kecil dan masih sangat tergantung pada orangtua. Namun jangan menuntutnya untuk segera memahami hal tersebut.
Sebaiknya orangtua melibatkan si sulung saat orang tua beraktivitas dengan adik-adiknya misalnya ikut memandikan atau menyuapi sang adik. Insya Allah perlahan-lahan si sulung akan mulai mengerti dan kecemburuan pada adik-adiknya akan berkurang.
Karena pada dasarnya anak-anak tidak cukup hanya diberi tahu atau diberi contoh saja. Untuk memahami sesuatu anak-anak perlu dilibatkan dalam melakukan hal tersebut, agar sedikit demi sedikit timbul kesadaran dan pemahamannya.
Mengenai sikapnya yang terkadang mogok sekolah, bila tidak bisa atau belum mengerjakan pe-er atau dikasari oleh teman sekolahnya. Cobalah bapak konsultasikan kepada wali kelasnya, barangkali si sulung memiliki hambatan dalam memahami pelajaran tertentu.
Juga mengenai kegiatannya bersosialisasi di lingkungan sekolah. Sehingga penanganan mengenai masalah si sulung di sekolah akan lebih mudah diatasi, bila orang tua bisa bekerjasama dengan pihak wali kelasnya. Mudah-mudahan saran dari saya dapat bermanfaat.
Wallahu’alam bishawab.
Wassalamualaikum wr, wb.