Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.
Bunda, bagaimanakah mendidik anak yang baik sedangkan saya beserta suami bekerja? Berangkat kerja jam 7 dan pulang jam 5 sore. Otomatis waktu untuk anak kami sangat terbatas sekali. Bahkan kadang-kadang, hari sabtu saya masih harus mengajar.
Selama ini, ketika kami berangkat kerja, anak kami yang masih balita saya titipkan kepada neneknya karena kami belum mendapatkan khadimah. Terus terang, saya merasa berat hati menitipkan anak kami kepada orang tua kami karena kami tidak ingin menyusahkan meraka kembali setalah mereka mengurus kami dengan susah payah.
Jazakillah khoiran katsira.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
Ibu NK yang dirahmati Allah swt,
Selain tanngung jawab menjaga diri sendiri, maka Allah swt memerintahkan kita untuk menjadi penjaga keluarga dari siksa api neraka:
“ Hai orang-orang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…….”. (QS At-tahrim: 6)
Sudahkah selama ini peran itu kita jalankan, menjadi penjaga keluarga, termasuk anak-anak agar terhindar dari neraka? Subhanallah, sunnguh peran yang berat namun mulia. Memang menjalankan peran sebagai orang tua tidak mudah; kita tak bisa hanya mengandalkan sisa waktu yang kita miliki. Dikhawatirkan jika dengan sisa-sisa waktu, sisa perhatian, maka kita telah mengabaikan peran keibuan kita yang penting dalam rumah tangga.
Wanita berfungsi sebagai ra’iyah (pemimpin) dalam masalah kerumahtanggaan, “ …dan wanita adalah pemimpin dalam rumah suami, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya….” (HR Bukhari-Muslim). Ibu harus mempertangungjawabkan peran khusus ini di hadapan Allah swt., seperti juga laki-laki akan diminta pertanggungjawaban.
Ibu NK yang dirahmati Allah swt,
Sekarang ini wacana wanita bekerja begitu massive digencarkan sebagai salah satu bukti emansipasi. Pada dasarnya, tidak ada larangan wanita bekerja alias awalnya hukumnya mubah; menjadi wajib dalam kasus tertentu namun dapat menjadi haram atau makruh dalam kasus lain. Intinya, jangan sampai bekerjanya wanita kemudian mengganggu tugas utama.
Anak yang masih kecil akan membutuhkan figure lekat yang akan menjadi dasar bagi hubungannya kelak di kemudian hari terhadap figure lekat tersebut. Seringnya interaksi akan menumbuhkan kelekatan. Kualitas hubungan seperti perhatian, kehangatan akan membentuk kelekatan. Bahkan bayi dapat membedakan sentuhan yang diterimanya; sentuhan yang dilakukan dalam keadaan hati tenang sang Ibu dan sentuhan yang diterima dalam keadaan hati Ibu terburu-buru akan bisa dibedakan oleh bayi.
Detak jantung Ibu ketika memeluknya, menggendongnya atau sembari menetekinya akan menjadi irama yang menenangkannya atau dapat pula menjadi suara yang meresahkannya.Anak dapat memilih figur lekatnya sendiri karena habituasi dan proses belajar dari pengalaman sehari-hari yang diterima.
Ibu NK yang dirahmati Allah swt,
Anda sendirilah yang dapat mengukur sudah sejauh mana efek bekerjanya Anda bagi keluarga, termasuk dampak bagi pelayanan sebagai isteri kepada suami. Pengasuhan yang diberikan oleh orang tua Anda yang Anda titipi juga perlu dipantau; biasanya nenek lebih memanjakan cucunya karena rasa sayangnya, atau karena pemahaman yang terbatas tentang dampak pemanjaan.
Dalam kasus ini saya sarankan Anda mengambil skala prioritas serta menimbang-nimbang agar bekerjanya Anda menjadi sesuatu yang maslahat bagi keluarga. Bicarakan hal ini pada suami agar keputusan ini mendapat dukungan sepenuhnya dari suami Anda.
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibu Urba