Assalamuallaikum wr, wb.
Dengan Hormat,
Ibu Anita yang baik saya punya anak kembar laki-laki semua, saya pernah baca anak kembar identik cenderung hiperaktif apakah benar Bu, soalnya anak saya yang pertama laki-laki hiperaktif. Apakah kalau kakaknya hiperaktif adiknya juga, Bu?
Bu Anita yang baik saya bigung menghadapi kakak yang hiperaktif ini kalau benar adiknya akan begitu nanti saya kerepotan mendidiknya Bu, Apa yang harus saya lakukan dari sekarang agar anak kembar saya tidak jadi anak hiperaktif.
Atas bantuan Ibu saya ucapkan terima kasih,
Wassalaamu’alaikum wr, wb.
Sri Mulyani
Assalamualaikum wr. wb.
Ibu Sri Mulyani yang dirahmati Allah
Memiliki anak kembar pastilah menjadi sebuah karunia yang luar biasa besar, karena tidak banyak orang yang diberi kepercayaan oleh Allah dua buah hati sekaligus, seperti yang ibu miliki.
Namun biasanya memiliki anak kembar juga memiliki resiko yang tidak ringan. Hal itu biasanya terjadi saat kehamilan, misalnya distribusi asupan nutrisi yang tidak selalu merata diterima oleh dua janin yang menggunakan satu plasenta, dan pada saat kelahiran yang paling ditakutkan adalah prematuritas. Karena terlahir premature tentunya memiliki resiko yang salah satunya adalah perkembangan fisik dan psikis yang agak terlambat.
Bahkan ada mitos yang mengatakan bahwa bila salah satu anak kembar menderita suatu penyakit maka kembarannya pun mengalami sakit yang sama. apalagi bila mereka adalah kembar identik atau berasal dari satu telur.
Dalam hal ini lebih disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan orangtuanya, karenanya jika salah satu anak menderita kelainan, maka kembarannya sebaiknya harus segera diperiksa. Karena dikhawatirkan kemungkinan besar juga memiliki kecenderungan yang sama.
Penyebab hiperaktif sendiri menurut ahli, bisa dikarenakan faktor neuologis, yaitu bagian pengendalian dan pengaturan motoriknya yang kurang matang sehingga anak tidak dapat mengendalikan gerakan-gerakannya. Juga karena faktor genetik, lingkungan (misalnya kekurangan oksigen saat kehamilan atau kelahiran), trauma lahir, defisiensi gizi atau bawaan setelah kelahiran.
Pola asuh yang salah juga bisa jadi penyebab. Misalnya, anak berasal dari keluarga yang tidak disiplin. Mau apa saja diizinkan. akhirnya anak menjadi tidak dapat mengontrol dirinya.
Seperti hal nya dua buah hati ibu yang salah satunya memiliki kecenderungan hiperaktif, ada baiknya ibu mengamati perilaku kembarannya apakah juga menunjukan kecenderungan aktif yang berlebihan seperti kakaknya. Namun bukan tidak mungkin kecenderungan hiperaktif hanya diderita salah satu anak saja, bila penyebabnya bukan karena gen yang diturunkan orangtuanya.
Bila penyebabnya adalah faktor genetik, maka akan mustahil untuk mencegahnya. Namun dapat dilakukan terapi untuk meminimalkan gejala hiper aktif nya terutama dalam memperhatikan faktor makanannya. Terutama makanan yang menjadi sumber energi instant. Seperti coklat, madu, permen eskrim, kafein, teh, minuman ringan, kismis, anggur, atau makanan-makanan yang mengandung gula lainnya.
Berilah makanan yang asupan kalorinya hanya cukup untuk tumbuh kembangnya saja, sehingga tak banyak energi yang tersisa untuk banyak bergerak
Guna memastikan apakah saudara kembarnya mengalami hal serupa, sebaiknya ibu segera memeriksakan kepada psikolog anak untuk diobservasi. Mudah-mudahan apa yang ibu khawatirkan tidak menjadi kenyataan.
Wallahua’lam bishawab
Wassalamualaikum wr. wb.