Assalamu’alaikum
Langsung saja…2x kejadian ini terulang. ada tetangga daerah asal istriku yang maen ke rumah kami, emang dia (laki2 tsb seumuran dengan istriku.pen) membawa adik iparku bersamanya. memang sih dia tak nginap di rumah kami. entah apa yang membuat dia datang ke rumah kami, sepertinya dia tak punya tujuan yang khusus, tapi yang membuat hatiku sakit saat mereka (dia dan istri saya) ngobrol tanpa ada diriku disana. layaknya teman yang nggak ketemu tahunan. pernah istriku bilang kalo ngobrol dengan laki-laki, istriku tidak memandang wajahnya, tapi siapa tahu karena saya tidak disana.
dulu istriku sangat sopan, hampir jarang sekali dia "menggores" hatiku. tapi sekarang itu tidak berlaku lag, ada sakit di hati ini.
Usztadzah, bagaimana pendapat anda? apa yang harus aku lakukan???bagaimana hukumnya menurut islam??
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Bpk Bask yang semoga dicintai Allah swt.,
Saat ini ada perasaan yang tergores di hati Anda karena sikap istri. Ini adalah hal positif di satu sisi, asal perasaan tersebut tidak menjadikan Anda gelap mata. Bersikap proporsionallah, pak..cemburu adalah tanda cinta…, ini yang saya cermati dari kasus Anda. Sungguh tidak wajar jika dalam perkawinan masing-masing pasangan tidak merasa cemburu, bahkan tanpa dibumbui oleh cemburu, akan terasa hambar, bukan begitu? Jadi yang menjadi persoalan adalah bagaimana mengelola rasa yang manusiawi ini. Istri-istri Rasulullah saw termasuk yang dilanda oleh rasa ini, merekapun saling cemburu satu sama lain, manusiawi sekali. Namun cemburu dalam keluarga Rasulullah saw ini telah dikelola sedemikian rupa, sehingga menjadi cerita indah dalam kehidupan rumah tangga kenabian.
Bpk Bask yang dirahmati Allah swt.,
Anda perlu membedakan antara cemburu dan prasangka buruk, karena prasangka buruk akan memperburuk keadaan dan dalam rumah tangga dapat memicu perpecahan. Apa yang Anda alami nampak bahwa masing-masing pihak kurang ada kesepahaman visi, ini akan mengancam jika terjadi kasus-kasus berikutnya. Apa yang dilakukan istri Anda dengan menemui teman lamanya perlu direspon dengan sikap lapang dada. Justru akan baik jika Anda dukung dengan menemani istri pada saat berbincang-bincang. Sebenarnya istri Anda sudah nampak memahami bahwa ada batasan-batasan agama yang terus akan dia pertahankan, seperti sikapnya yang mencoba ghaddhul bashar (menundukkan sebagian pandangan); tentu saja tidak berati tidak boleh melihat lawan bicara, namun tetap melihat dalam batas-batas yang diperlukan dengan suara yang tegas tidak dilembut-lembutkan. Hal ini justru akan menjaganya dari laki-laki yang ada penyakit dalam hatinya. Sikap tegas dan tidak tunduk dalam berbicara mencerminkan keseriusan dan ini akan meminimalkan hal yang dapat menimbulkan godaan dalam hati laki-laki.
” Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik (QS 33: 32).
Bpk Bask yang semoga dicintai Allah swt.,
Ke depan buatlah kesepakatan tentang apa yang Anda sukai dan tidak Anda sukai, begitupun pahami apa yang istri sukai dan istri tidak sukai. Ini untuk mencegah kesalahan yang sama akan terulang lagi. Namun harap diingat agar masing-masing tetap mencari titik temu berdasar aturan-aturan Allah.
Bpk. Bask, mungkin Anda tidak sepenuhnya salah, namun belum tentu pula Anda sepenuhnya benar; oleh karena itu jika istri melakukan hal yang sekiranya berlebihan, luruskanlah dengan lembut agar tidak semakin bengkok hanya karena cara menasihati yang tidak tepat. Inilah salah satu makna laki-laki menjadi pemimpin wanita. Ini akan menjadi amal ibadah yang dapat meningkatkan derajat anda di sisi-Nya. Sekian, bpk. Bask, teriring do’a untuk cinta nan langgeng dalam keluarga Anda.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba