Assalamu’alaikum wr. wb.
Adik kandung saya serakah, dia menguasai salah satu warisan keluarga, bahkan tanpa sepengetahuan kami (ahli waris) dia memperpanjang kontrakan rumah sampai tahun 2017.
Dia selalu kesulitan keuangan bahkan untuk beli beraspun tidak bisa. Kami sudah kesal, apakah kami berdosa kalau kami tidak membantunya dalam keuangan, sementara kami infaq, sodaqoh kepada orang lain. perlu kami tambahkan, tabiat adik kami, suka memfitnah, tidak hormat kepada yang lebih tua, suka menyumpah, suka kedukun, suka meramal yang jelek-jelek, suka adu domba. bahkn kakak kami membayarkan hutang adik kami kepada orang lain karena orang tersebut dalam kesulitan, dan adik kamipun marah-marah, katanya ngasi uang ke orang lain mau, tapi ke adik sendiri tidak mau bantu. saya mohon jawabannya. terimakasih.
Wassalamu’alaykum wr. wb.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Sdraku Inong yang dirahmati Allah swt.,
Memang tidak mudah menghadapi Adik yang serakah, tidak mempunyai akhlak yang baik pada Allah swt maupun kepada manusia. Ini problem keluarga yang cukup kompleks sehingga saya berharap Sdr. Inong tetap mengembangkan kesabaran dalam menghadapinya. Mungkin Anda sekeluarga dikaruniai ni’mat Allah swt dan ini adalah salah satu ujian bagi keluarga. Ni’mat maupun musibah pada dasarnya adalah ujian yang berbuah pahala, insya Allah.
Sdraku Inong yang dirahmati Allah swt.,
Salah satu obyek da’wah terdekat setelah diri sendiri adalah keluarga kita. Maka Islam sangat menganjurkan agar kita peduli dan berda’wah kepada keluarga, baik keluarga kecil maupun keluarga besar. Memang yang disebut berda’wah adalah seruan pada nilai-nilai Islam namun jangan dibayangkan harus dengan ceramah, atau harus dengan disertai ayat-ayat Al Qur’an maupun hadits. Menasihati dengan lembut hal-hal yang praktis, mengajaknya pergi ke masjid, memberinya hadiah kaset-kaset taushiyah, buku-buku agama, menolong saudara kita ketika dalam kesulitan, adalah cara-cara yang bisa anda lakukan pada adik.
Sdraku Inong yang dirahmati Allah swt.,
Kebiasaannya pergi ke dukun memang memprihatinkan, kalau Anda kesulitan memahamkannya dalam hal ini, mintalah bantuan orang-orang yang disegani dan mempunyai pengetahuan tentang hal ini. Akan lebih baik jika orang tersebut lebih dekat secara psikologis pada adik Anda. Kalau orangtua masih ada mintalah bantuan mereka atau di antara saudara-saudaranya yang lain. Biasanya di antara sesama saudara ada yang lebih dekat pada yang lainnya. Ingatkan dia pada kebaikan terlebih dahulu sebelum melarangnya pada kemungkaran. Secara manusiawi kalau dilarang akan lebih berat, bukan begitu? Nah..oleh karenanya ‘amr ma’ruf terlebih dahulu baru nahyu ‘anil munkar; insya Allah jika didahului dengan menyuruh pada kebaikan maka yang dilarangpun suatu saat akan ditinggalkannya.
Sdraku Inong yang dirahmati Allah swt.,
Penanaman nilai-nilai memang tidak bisa secara instan, saya berdo’a semoga dengan mendekatkannya pada Islam, Adik Anda secara bertahap akan menghasi diri dengan akhlak karimah dan meninggalkan akhlaknya yang tercela. Apa yang sudah dilakukannya terkait harta keluarga hendaklah dimusyawarahkan dan kalau sudah terlanjut hendaklah diikhlaskan. Bantulah jika kesulitan, beri hadiah-hadiah kecil tanpa diminta, semoga hal ini akan melembutkan hatinya. Jika keburukan dibalas dengan keburukan maka apa bedanya kita dengan dia? Nah, jadilah contoh dalam kebaikan, semoga anda dapat menjadikan keluarga besar anda keluarga islamy dan dikarunia rizki yang barokah. Amin.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba