Assalamualaikum,
Ibu, saya punya masalah yang sangat membingungkan dan mohon nasehatnya. Saya punya seorang adik perempuan kandung yang pernah berzina dengan seorang laki-laki yang sudah bersuami (laki-laki itu berbohong selama ini dia mengaku bujangan). Dulu hubungan mereka ditentang oleh kami saudara kandungnya karena kami curiga laki-laki itu sudah beristri. Kemudian mereka minta nikah (menurut adik saya) tapi setelah kami menyuruh mereka ternyata laki-laki itu menunda-nunda terus.
Akhirnya semua telah terjadi. Bagaimana solusi menghadapi adik saya, karena ia tampaknya menyesal tapi belum juga taubat (menurut kami), dia jauh dari saya tapi tinggal bersama orangtua kami. Saya hanya ingin meraihnya karena sayang padanya.
Assalammu’alaikum wr. wb.
Bapak Amin yang dimuliakan Allah,
Dapat saya rasakan kegalauan hati bapak menghadapi masalah adik tercinta. Sebagai kakak tentu merasa sedih, kecewa bahkan mungkin marah karena adik telah ditipu oleh laki-laki hidung belang (mengaku bujangan padahal punya isteri) sehingga terenggut pula keperawanannya.
Dan adik anda tentu orang yang paling patut mendapat simpati karena telah melakukan kesalahan besar dalam hidupnya. Hatinya tentu bingung dan merasa bersalah sebagaimana anda katakan bahwa ia menyesali perbuatannya. Namun yang sudah terjadi biarlah berlalu, sekarang bagaimana merehabilitasi jiwa adik anda dan meluruskan jalannya sehingga tidak salah terus dalam melangkah.
Mengetahui sekilas calon suami adik ini, memang patut dipertanyakan komitmen dan keseriusannya untuk menjadi suami bagi adik anda. Di awal ia sudah mengumbar kebohongan sampai merenggut kegadisan adik, dan ketika dimintai pertanggungjawabannya ia pun terus mengulur waktu. Jelas berbagai indikasi awal ini perlu diwaspadai oleh adik dan anda sekeluarga.
Saran saya, meski anda tinggal berjauhan, sebaiknya luangkanlah waktu untuk menemui adik, ajaklah untuk berbicara dari hati ke hati. Sungguhkah ia menghendaki lelaki seperti itu sebagai suaminya dan siapkah dengan berbagai resiko setelahnya? Meski mereka berzinah jika adik tidak yakin bahwa orang itu baik menjadi suaminya maka lebih baik ia menyempurnakan tobatnya dan menjauh dari laki-laki tersebut.
Mungkin menawarkannya untuk tinggal bersama bapak sementara jika memungkinkan, dapat memberinya waktu untuk memikirkan hubungannya dengan lelaki tersebut. Menjauh dari sumber masalah dapat membuatnya berpikir jernih dan keberadaan bapak di dekatnya akan menjadi pendukung moral yang baik di tengah kerisauannya.
Adik anda pasti membutuhkan seorang pelindung di sampingnya yang tidak menghakiminya dan membimbingnya, oleh karenanya teruslah mendampinginya sampai jelas keputusan hubungannya tersebut. Kepada laki-laki tersebut, sebaiknya pihak keluarga pun memberikan ultimatum, agar ia tidak menemui adik anda sampai jelas waktunya mengkhitbah dan menikahinya. Permudahlah jalan mereka menikah jika keputusannya menikah sehingga tidak ada penguluran waktu yang berlarut-larut. Wallhu’alambishshawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.