EramuslimAdvertorial
KEBERANIAN DAN KESABARAN SAHABAT NABI PADA KEBENARAN
Kisah Ali bin Abi Thalib dan Abu Dzar
Tatkala Abu Dzar tiba di kota Mekah guna mencari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia menyadari betapa besar bahaya yang mengancam. Ia mendatangi masjid mencari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal ia belum mengenal beliau. Ia enggan untuk menanyakannya kepada orang, hingga malam jelas.
Ia merebahkan diri di masjid, dan Ali bin Abi Thalib melihatnya. Ali mengetahui bahwa ia orang asing. Ketika Abu Dzar melihat Ali, ia segera mengikutinya. Keduanya tidak saling bertanya satu sama lain sampai pagi menjelang. Lalu, ia membawa tempat minum dan bekalnya ke masjid. Satu hari berlalu, namun ia belum juga melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga menjelang sore. Ia pun kembali ke tempatnya berbaring. Ali lewat di sampingnya, ia berkata, “Benarkah sekarang laki-laki ini ingin mengetahui rumah beliau?” Ali membangunkan Abu Dzar dan mengajaknya pergi bersamanya.
Keduanya tidak saling bertanya sesuatu pun satu sama lain. Hingga pada hari ketiga, perbuatan yang sama dilakukan. Ali membangunkannya seraya berkata, “Tidakkah kamu ceritakan kepadaku apa gerangan yang membuatmu datang ke negeri ini?” Abu Dzar berkata, “Jika kamu sudi memberi jaminan dan janji untuk memberiku petunjuk, tentu aku akan mengatakannya.” Ali melakukan hal yang diminta Abu Dzar. Maka, Abu Dzar memberitahukan sebab kedatangannya. Ali berkata, “Sungguh, beliau pembawa kebenaran. Beliau adalah utusan Allah. Bila pagi menjelang, ikutilah langkahku!”
Itulah sikap cerdas yang diambil Ali, padahal ia masih sangat muda, umumnya belum genap dua puluh tahun. Buah dari sikap ini adalah menunjukkan kepada Abu Dzar tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sampai akhirnya Abu Dzar masuk Islam. Betapa Ketangkasan Sahabat Ali bin Abi Thalib dan Sifat Agresif pada Kebenaran sungguh mengagumkan.
KETANGKASAN SAHABAT ZAID BIN TSABIT
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, masyarakat bergejolak, dan sudah sepantasnya mereka begitu. Pada situasi seperti ini, golongan Anshar berpendapat bahwa merekalah yang berhak memegang tampuk kepemimpinan setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para orator mereka berdiri menyerukan hal tersebut. Hanya ada satu dari sekian banyak generasi muda sahabat yang bangkit menunjukkan sikap yang menakjubkan.
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, ia berkata, “Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, berdirilah orator golongan Anshar berorasi. Di antara mereka ada yang menyerukan, ‘Wahai segenap kaum Muhajirin, sesungguhnya setiap kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat seorang laki-laki di antara kalian untuk menjadi pemimpin, beliau menyandingkannya dengan seorang laki-laki dari kalangan kami, sehingga kami memandang untuk urusan kepemimpinan ini ada dua orang; satu orang dari kalian dan satu orang dari kami.’ Kemudian para orator berturut-turut menyampaikan hal yang sama. Lalu, Zaid bin Tsabit bangkit seraya berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dari kaum Muhajirin. Pemimpin itu berasal dari Muhajirin. Kamilah yang akan menjadi penolong-penolongnya, sebagaimana kita dahulu menjadi penolong-penolong Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Selanjutnya, Abu Bakar berdiri seraya berkata, ‘Semoga Allah membalas kebaikan untuk kalian, wahai kaum Anshar. Benarlah perkataan salah seorang di antara kalian itu.’ Ia melanjutkan, ‘Demi Allah, sekiranya kalian tidak melakukan yang demikian, tentu kami tidak akan berdamai dengan kalian.”
Kondisi kacau dan penuh fitnah semacam ini menuntut penghimpunan dua hal sekaligus, pemahaman (fiqh) dan pengetahuan (‘ilm), tekad, dan ketangkasan. Ketika pengetahuan lenyap, hawa nafsu akan merebak di tengah masyarakat. Ketika sikap tangkas tidak mengemuka, kesempatan akan berlalu begitu saja sebab yang akan berkuasa adalah mereka yang ambisius dan dikuasai hawa nafsu.
Demikianlah, salah seorang pemuda cerdas dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan antara keduanya. Ia bersikap tangkas mendahului orang-orang dalam momentum genting seperti tersebut. Tidak aneh, sebab ia adalah orang kepercayaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menulis wahyu.
KETANGKASAN SAHABAT DAN SIFAT AGRESIF YANG BERGEGAS KE MEDAN PERANG TANDING
Diriwayatkan dari Ali, ia berkata, “Utbah bin Rabi’ah maju ke depan, diikuti oleh anak lelaki dan saudara lelakinya. Ia berseru, ‘Siapa yang menghadapi (kami)?’ Para pemuda Anshar maju memenuhi tantangan mereka. Utbah bertanya, ‘Siapa kalian?’ Para pemuda itu memberitahukan perihal mereka. Ia berkata, ‘Kami tidak ada keperluan dengan kalian. Yang kami inginkan adalah saudara-saudara sepupu kami.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Berdirilah, wahai Hamzah! Berdirilah, wahai Ali! Berdirilah wahai Ubaidah bin Al-Harits!’ Maka, Hamzah berhadapan dengan Utbah. Aku berhadapan dengan Syaibah, sedangkan Ubaidah bertarung seru dengan Al-Walid. Keduanya saling memukul dan menjatuhkan. Kemudian, kami menyerang Al-Walid, hingga berhasil membunuhnya. Kami membantu Ubaidah menghadapi musuhnya.”
Ini adalah sikap agresif, bukan untuk melakukan pelayanan atau menunaikan suatu pekerjaan tetapi untuk berperang dan bertarung satu lawan satu, untuk kematian. Ini adalah pertempuran melawan para pembesar dan golongan otoritarian Quraisy. Para pemuda Anshar-lah yang pertama bangkit memenuhi tantangan mereka. Tatkala para pemuda Quraisy menolak melawan mereka, maka tampillah salah seorang pemuda Muhajirin, tidak lain adalah Ali bin Abi Thalib, ia tuangkan cawan kematian ke mulut lawan tandingnya. Tidak aneh, sebab ia sendiri yang menyatakan, “Akulah yang oleh ibuku dinamai Haidarah (singa). Layaknya singa hutan mengerikan, aku bunuh lawan-lawanku dengan sekali tebas!”
Sumber : Kisah Sahabat Nabi
Alhamdulillah Street Dakwah Tshirt As Sirah sudah bisa diorder, desain Sahabat Nabi Saw. Yuk diorder sekarang juga kaosnya sebelum kehabisan, stock terbatas loh ? As Sirah, kaos tematik sahabat RA, terbuat dari bahan Cotton Bamboo Kualitas Premium. Bahan kain sangat lembut, adem, anti bakteri, cepat menyerap keringat dan sangat nyaman ketika dipakai.
Ready Size :
Dewasa : S, M, L, XL, Lengan Pendek Rp.125,000, Lengan panjang Rp.135.000 (Blm Termasuk Ongkir)
Anak-anak 8-13 tahun : S, M, L, Harga Rp. 90.000 (Blm Termasuk Ongkir)
Pemesanan Bisa Langsung Menghubungi Kontak
WA 1 – 0813 9471 4033 As Sirah Following The Right Path
WA 2 – 0853 1496 3342 As Sirah Anak
Line : assirahstore
( IG : @assirahofficial / IG : @assirahapparel )
( Fpage : @assirahfollowingtherightpath / Fpage : @assirahjunior )
Website : www.assirahstore.com