Sering dalam keseharian hidup di negeri yang penduduknya mayoritas non muslim, kita sibuk memilih memilah dan memikirkan apa-apa yang masuk kedalam mulut, yang mengalir melalui kerongkongan, dan yang singgah di perut, apakah itu barang haram atau halal.
Tak sadar 24 jam diri terjaga bertanya, waspada kalau ada barang haram yang masuk kedalam perut kita. Tiap aktivitas yang berhubungan dengan perut selalu kita jaga untuk selalu menghindari barang haram. Contohlah, dalam berbelanja, ketika di supermarket, berbagai bungkusan makanan yang mau dibeli disigi, ditelisik tiap tulisan yang tertera jangan-jangan ada E471nya (emulgator yang mengandung ekstrak daging babi) atau tulisan-tulisan aneh yang mengundang rasa curiga. Kapan perlu penjaga toko pun dipanggil, ditanya, ini artinya apa, itu maksudnya apa. Belum lagi kalau mau beli ayam sepotong, diri sibuk sana sini bertanya di mana toko Turki atau Maroko yang menjual daging halal, jarak jauh 40 menit pun dengan bersepeda tidak masalah, asal mendapatkan daging halal. Belumlah lagi jikalau ada undangan makan, baik resmi maupun tak resmi, langsung memilih makanan vegetarian. Itulah, mulut selalu kita jaga kehalalannya.
Tetapi tengoklah jiwa, selungilah mata hati dan pikiran, ternyata pintu-pintu haram yang sembunyi-sembunyi memasuki rumah diri kita sering lewat melalui pintu ini. Barang haram masuk tanpa kita sadari, tanpa pernah kita merasakan , kadang terjadi secara otomatis tanpa bisa disadari. Salah satu pintu itu namanya lidah. Pintu-pintu yang lain adalah mata, telinga, mulut, kaki, tangan, kemaluan, hati dan pikiran. Soal lidah, terjagakah lidah ini ketika berada asyik bercengkrama membicarakan orang.
Dari kesemua pintu ini, pintu yang sulit deteksi oleh orang lain yang tak tampak oleh mata ketika dimasuki benda asing adalah pintu HP (hati dan pikiran). Orang lain bisa mengingatkan ketika pintu mulut mau menelan barang haram. Orang lain bisa menegur saat pintu telinga asyik menguping pembicaraan yang haram. Pintu kaki dan tangan bisa dengan mudah dikenali mau kemana. Tetapi soal pintu HP hanyalah yang punya HP dan Allah SWT sang Maha Pembuatnya sajalah yang tahu kapan dia membuka dan menutup. Pernahkah kita bayangkan betapa dahsyatnya pintu HP ini jika terbuka, mengelana dan mengembara, tanpa dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Melalu pintu ini hal-hal yang dilarang oleh agama, yang diharamkan sering berseliweran tanpa disadari.
Bayangan itu bisa dimasuki tamu masa silam, tamu masa sekarang bahkan oleh tamu masa datang. Contoh sederhananya, pintu ini bisa terbuka ketika pintu mata dimasuki seorang wanita yang kebetulan lewat didepan hidung dengan bau parfum yang aduhai, dari pintu mata dengan mudah pintu HP bisa terbuka menganga, setelah daun pintunya bergoyang-goyang disenggol bayangan romantis yang tidak-tidak, sehingga tak sadar dia tiba-tiba sudah menerobos merasuki rumah tubuh dan jiwa.
Pintu mulut sering kita jaga dari kemasukan benda-benda haram, tetapi pintu HP sering kita sepelekan menguncinya rapat-rapat dari terjangan tamu-tamu haram yang tak diundang. Ponsel atau HP sering kita hidupkan jangan sampai kelamaan mati, takut kalau ada call yang masuk. Tapi pintu HP, mungkin kita tak selalu serius mengawasinya dari call yang tak diundang. Kadang-kadang ketika duduk di mesjid mendengar ceramah pun dia masih saja mau menerima call soal gossip yang tidak-tidak. Kalau sudah begini, konsistenkah diri kita untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram ?
Beruntunglah kita, sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba, semoga kita dilatih untuk mengawasi pintu HP ini. Karena dari pintu ini lah jalan masuknya nafsu dan syahwat. Kalau pintu ini selalu kita rawat dan jaga dengan serius dan teliti, si tamu nafsu dan syahwat tak bisa lagi masuk semaunya. Lain halnya, jika pintu ini tidak kita urus, sehingga mor-mornya karatan, untuk menutup pun tak bisa, walhasil si tamu nafsu dan syahwat dengan leluasa masuk mengacak-acak rumah tubuh dan jiwa kita sampai kumuh, sehingga sukar untuk dibersihkan sebersih-bersihnya lagi.
Semoga kita sudah berani yakin, bahwa HP kita ini sudah bisa otomatis mereject call haram yang mengetuk dan sebaliknya selalu siap menerima call halal yang masuk. Amin.
Ahdar,
Eindhoven