Keduanya merupakan sosok yang zuhud serta senantiasa menambah ilmu pengatahuan. Bahkan Hujaimah menjadi salah satu ahli fiqih yang sering ditanyai mengenai suatu hal. Salah satu sahabat yakni Yunus Ibnu Maisharah mengakui sendiri sikap zuhud Hijaimah. Bersama para shahabiyah (sahabat perempuan Rasulullah) lainnya, Hujaimah selalu mengisi malam-malanya dengan salat tahajud.
“Suatu ketika, kami mendatangi Ummu Darda ‘, ketika itu ada beberapa perempuan di sisinya. Mereka semua adalah perempuan yang menghabiskan malam-malamnya untuk bertahajud sehingga kakinya sampai bengkak,” begitulah pengakuan Yunus Ibnu Maisharah.
Tak hanya zuhud, Hujaimah juga dikenal akan sikap setianya kepada sang suami. Hujaimah digambarkan sebagai istri yang santun, hormat dan taat kepada suami. Sikap hormatnya dapat dilihat dari ia yang memanggil Abu Darda ‘ dengan sebutan tuanku.
Suatu ketika, Hujaimah pernah berkata kepada Abu Darda ‘, “Wahai Abu Darda ‘, sesungguhnya engkau meminangku kepada kedua orangtuaku di dunia maka mereka menikahkan aku denganmu. Dan, sekarang aku akan meminangkan diriku denganmu di akhirat.”
Kemudian Abu Darda menjawab, “Jika engkau menjadi istriku di surga, janganlah menikah lagi setelah aku meninggal dunia.”
Permintaan Abu Darda ini pun dikabulkan oleh Hujaimah. Selepas Abu Darda meninggal dunia, Hujaimah tak pernah lagi menikah dengan orang lain. Padahal dirinya pada saat itu masih muda dan dikenal akan kecantikan wajahnya.
Pernah seorang sahabat, yakni Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan datang kepada Hujaimah untuk meminang dirinya. Namun, Hujaimah dengan halus menolak pinangan tersebut.(sdo)