Eramuslim.com – Salah satu fitnah yang marak di akhir zaman adalah beredarnya orang-orang bodoh yang didaku sebagai ulama’. Mereka diagungkan dan dirujuk hanya karena kepintarannya berorasi atau retorika. Mereka dipuja-puji karena sering diundang mengisi pengajian di berbagai lokasi.
Padahal, ulama’ sejati tidak hanya cukup dengan itu. Ulama’ sejati atau ulama akhirat ialah mereka yang amat besar rasa takutnya kepada Allah Ta’ala dan bersungguh-sungguh mengamalkan seluruh ajaran Islam di dalam diri, keluarga, dan masyarakatnya.
Dr ‘Abdullah ‘Azzam dalam Tarbiyah Jihadiyah menyebutkan, ada ulama’-ulama’ yang berperan mengaburkan pemahaman umat. Mereka menerbitkan fatwa hanya karena harta dan takut dengan rezim penguasa.
Ketika Sayyid Quthb hendak dieksekusi gantung oleh rezim penguasa zalim, didatangkanlah seorang laki-laki yang terkenal dengan keulama’-annya. Laki-laki ini ditugaskan untuk membimbing pihak tereksekusi dalam mengucapkan kalimat thayyibah di akhir hayatnya.
“Sayyid Quthb?” tanya si laki-laki yang disebut ulama’ itu.
“Iya.” tegas Sayyid Quthb.
“Bacalah Asyhadu an-laa ilaha illallaah,” tutur si laki-laki.
“Sampai Tuan juga turut campur? Tuan datang untuk melengkapi sandiwara ini?” tanya Sayyid Quthb dengan nada sinis.