Siapa saja orang yang menjumpai Ramadhan namun tidak mendapat ampunan? Sebagaimana hadits di atas, ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu akan diberikan kepada orang yang berpuasa ikhlas karena Allah; imanan wahtisaban.
Pertama, orang-orang kafir. Karena kekafirannya, mereka tidak mungkin berpuasa. Kalaupun berpuasa, puasanya juga tidak diterima.
Kedua, orang-orang muslim namun tidak berpuasa tanpa udzur syar’i. Mengaku agamanya Islam, tapi tidak mau berpuasa. Padahal mereka tidak sakit, tidak sedang dalam kondisi bepergian, tidak sedang haid dan nifas, tidak juga menyusui.
Ketiga, orang-orang muslim yang berpuasa, namun puasanya sia-sia. Sehingga ia tidak mendapatkan ampunan.
Golongan ketiga ini terdiri dari orang yang puasanya tidak ikhlas, orang yang puasanya asal-asalan sehingga tidak sah, dan orang yang puasanya hanya sekedar menahan lapar dan dahaga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar” (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)
Di antaranya, mereka berkata keji, suka mengumpat, dan berbuat dusta.
الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ
“Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak keras, jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa” (Muttafaq ’alaih)
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan untuk meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya)” (HR. Bukhari)
Semoga kita tidak termasuk tiga golongan yang celaka ini. Sebaliknya, semoga kita termasuk hamba-hambaNya yang beruntung, yang menjumpai Ramadhan dan mendapatkan ampunanNya. [Muchlisin BK/Kisahikmah]