Eramuslim.com – Bangga dan bahagianya menjadi orang Islam. Semua aktivitas kebaikan bisa dimaknai ibadah. Dengannya, orang-orang beriman bisa meraup sebanyak-banyaknya pahala untuk akhirat. Melalui amalan-amalan yang terlihat sederhana itu pula, orang yang beriman bisa menggapai derajat yang tinggi di sisi Allah Ta’ala.
Hal ini menjadi semakin luas dimensinya tatkala kaum Muslimin mengembalikan semua aktivitas sebagaimana yang dikerjakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabatnya. Sunnah; ialah perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi. Bagi siapa yang melakukannya tercatat sebagai umat yang mencintai Nabinya, kemudian ia berhak bersama dengan junjungannya itu, kelak di akhirat.
Dalam sebuah riwayat Tirmidzi dengan derajat hasan shahih, kita bisa menyimpulkan-di antaranya-, bahwa mempelajari bahasa Asing untuk kepentingan kebaikan-dakwah-adalah sunnah Nabi yang mulia. Karenanya, siapa yang mengerjakannya pun berhak mendapatkan pahala yang agung di sisi Allah Ta’ala kelak, insya Allah.
“Wahai Zaid,” seru Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada Zaid bin Tsabit sang juru tulis Nabi, “pelajarilah kitab (bahasa) Yahudi.” Alasannya, ungkap Nabi, “Karena sesungguhnya, demi Allah, aku tidak mempercayai ucapan orang Yahudi terhadap kitabku (ak-Qur’an al-Karim).”