Kedua, mengaku bisa menyamai Nabi.
Mereka adalah orang yang mengatakan, “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan oleh Allah Ta’ala.” Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu katsir Rahimahullahu Ta’ala berkata, “Ialah orang yang mengaku bahwa dirinya mampu menandingi wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Ta’ala dengan perkataan yang diada-adakannya.”
Orang-orang dengan ciri kedua ini sama dengan golongan yang berkata, “Jika kami menghendaki, niscaya kami mampu membacakan yang seperti ini (al-Qur’an).” (Qs. al-Anfal [8]: 31)
Sekilas, orang-orang yang mengaku Nabi atau mampu membuat yang setara dengan al-Qur’an al-Karim terlihat pandai, cerdas, bahkan alim. Padahal, ia merupakan orang yang paling bodoh karena tidak mampu menggunakan logika yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala kepadanya.
Jika terhadap Allah Ta’ala Yang Mahabenar perkataan-Nya dan Nabi yang tidak pernah dusta saja mereka ingkar, bagaimana mungkin mereka justru membenarkan apa yang ada di pikiran piciknya?
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita sekeluarga dan kaum Muslimin dari buruknya orang dengan dua ciri ini. Ialah orang yang paling zhalim di antara manusia.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]