Eramuslim.com – Pagi itu kantor mendadak riuh. Beberapa orang tampak panik. Hingga suara mereka terdengar dari ruang kerjaku.
“Ada apa?”
“Adi kesurupan, Pak.”
Adi sudah dikerumuni sejumlah staf. Beberapa orang memegangi tangan dan kakinya karena tubuhnya bergetar seperti orang kejang. Dari mulutnya keluar kata-kata yang sulit dimengerti.
“Bagaimana ini, Pak?” kata seorang karyawati dengan nada panik. Kantor kami jauh dari pesantren atau rumah ustadz. Meskipun ada kajian bulanan, ustadz yang menjadi muballigh berasal dari daerah yang agak jauh. Butuh satu jam lebih perjalanan untuk sampai ke kantor.
“Baiklah saya coba,” demikian jawabanku karena tidak ada orang lain yang memberi solusi. Tidak ada yang pernah meruqyah.
Kami semua cukup awam dalam permasalahan seperti ini. Dan kesurupan ini merupakan kasus pertama di kantor. Aku sendiri juga tidak banyak hafal doa. Tapi aku hafal ayat kursi dan pernah mendengar keutamaannya.
Bismillah. Kupegang kepala Adi lalu kubacakan ayat kursi. Bacaan ayat kursi kali itu mungkin yang paling khusyu’ sepanjang hidupku. Aku sangat berharap pertolongan Allah agar Dia mengembalikan kesadaran stafku itu.