Dasar nakal, Bakri menjawab perintah si kakek, “Memangnya, apa hubungan kakek denganku? Hendak berhenti atau melanjutkan kebiasaan buruk, itu kan urusan pribadiku!”
Seketika itu juga, si kakek melempar batu besar ke kepala Bakri hingga pecah berkeping-keping. “Ya Allah,” ujar Bakri yang terbangun sembari terus beristighfar, “apa yang sebenarnya terjadi? Ya Allah, ampunilah dosaku.”
Sejak saat itu, Bakri pun menghentikan kebiasaan buruknya. Ia juga mulai belajar menimba ilmu ke berbagai pesantren ternama di negeri ini. Di antara gurunya adalah Kiyai Saleh Darat Semarang, Kiyai Hasyim Asyhari Jombang, Kiyai Muhammad Khalil Bangkalan, dan lain sebagainya.
Si Bakri yang tak lain adalah Syekh Ihsan Muhammad Dahlan al-Jampesi ini merupakan salah satu ulama kebanggaan nusantara yang karyanya mengguncang dunia. Beliau banyak menulis kitab berbahasa Arab dengan tingkat ketebalan ribuan halaman.
Satu karya monumentalnya berjudul Siraj ath-Thalibin di bidang tasawuf. Bukan hanya digandrungi oleh ulama-ulama Timur Tengah, kitab ini juga dilirik dan dirujuk oleh cendekiawan-cendekiawan di Amerika Serikat, Kanada, dan Autralia. Kitab ini juga dijadikan salah satu kajian oleh mahasiswa yang menempuh pendidikan pascasarjana di Universitas al-Azhar Kairo Mesir.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu.
Wallahu a’lam.[kl/kisahikmah)