Eramuslim.com – “Makanya, segeralah bertaubat!”
Kalimat di atas barangkali terlalu sinetronik, akrab di telinga kita. Tapi memang “taubat” sudah menjadi bahasa keseharian dalam kita. Taubat selalu diidentikkan dengan para pendosa. Taubat kerap disanadkan kepada mereka yang bergelimang dalam dunia ‘gelap’. Demikianlah sehingga para pelaku dosa itu harus kembali hidup di jalan yang lurus dengan menghindarkan diri dari kesesatan. Benarkah demikian?
Makna taubat memang secara bahasa yaitu kembali. Artinya, kembali meinggalkan perkara yang penuh cela dalam pandangan Islam.
Perkara tercela sangat variarupa dan tingkatannya. Bagi mereka yang berkecimpung dalam kehidupan yang sarat akan kemaksiatan maka taubat itu harus dilakukan untuk menghindarkan diri dari kemaksiatan tersebut.
Bagi mereka yang keseharainnya selalu mengerjakan dosa-dosa kecil, maka taubatnya adalah menghindar dari dosa-dosa kecil tersebut. Karena jika ditumpuk, maka yang kecil akan menjadi besar juga. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi gunung.