Kau telah menyelisihi Kitabullah. Kau lakukan hal yang kau harap berwibawa karenanya; tapi ia menghinakan da menjatuhkanmu ke neraka! Demi Allah aku akan membunuhmu!, kata Al Hajjaj. Dengan itu kau hancurkan duniaku dan ku hancurkan akhiratmu, sahut Said tersenyum. Dengan cara apa kau mau dibunuh?, sergah Al Hajjaj. Pilihlah untukmu; dengan cara yang sama kelak Allah membalasmu!, jawab Said.
Prajurit! Siapkan pedang dan alas!, perintah Al Hajjaj. Maka Said mensenyumkan tawa. Apa yang membuatmu tertawa?, tanya Al Hajjaj. Aku takjub atas kelancanganmu kepada Allah dan santun-lembutnya Allah padamu, kata Said. Prajurit, penggal dia!, teriak Al Hajjaj. Said menghadap kiblat dan membaca {QS 6:79}: Kuhadapkan wajahku pada Yang Mencipta langit dan bumi.. Palingkan dia!, ujar Al Hajjaj.
Said pun lalu membaca {QS 2:115}: Ke manapun kamu menghadap; di sanalah wajah Allah. Telungkupkan dia ke tanah!, gusar Al Hajjaj. Maka Said membaca {QS 20:55}: Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu.. Sembelih dia, kata Al Hajjaj. Sungguh kuat hafalan Qurannya! Maka Said berdoa terakhir kali.. Ya Allah; jangan kuasakan dia atas seorangpun sesudah diriku! Lalu beliau dibunuh. Lima belas hari kemudian, Al Hajjaj mulai demam.
Sakit itu mengantarnya pada kematian. Dia terlelap sesaat lalu bangun berulang kali dalam ketakutan; Said ibn Jubair mencekikku! Punggawanya mengadu pada Hasan Al Bashri, memohonnya mendoakan si majikan. Al Hasan berkata, “Sudah kukatakan padanya, jangan menzalimi para ‘Ulama!” Jelang sakarat, doa-harapnya menakjubkan; Ya Allah, orang-orang mengira Kau takkan mengampuniku. Sungguh buruk prasangka mereka padaMu! Al Hajjaj mati bakda 40 hari; Umar ibn Abdil Aziz dan Hasan Al Bashri sujud syukur berulang kali. Kelak Umar dan beberapa Alim lain bermimpi.