Ya, apa hendak dikata, berkat keserakahan dan cinta dunia yang berlebih, nasib ketiganya pun sama-sama berujung maut. Ketiganya sama-sama tidak sempat merasakan sedikit pun nikmat atas limpahan harta yang Allah karuniakan kepada mereka. Ketiganya sama-sama tertipu oleh fatamorgana dunia.
Begitulah dunia. Banyak orang yang tertipu karena keindahannya, hingga melupakan arti penting dari kehadiran dunia itu sendiriyang notabenenya hanya sebagai sarana, bukan tujuan.
Karena keserakahan, dunia yang seharusnya bisa mendatangkan kenikmatan, justru berlaku sebaliknyayang bahkan bisa merugikan diri sendiri, hingga mendatangkan kematian.
Konon, Nabi Isa as. bersama para pengikutnya yang setia (Al Hawariyyun) sempat berkunjung ke tempat terjadinya peristiwa itu. Beliau pun berkata, “Lihat, inilah dunia. Bagaimana ia telah membunuh tiga orang yang awalnya berniat suci (menuntut ilmu), namun terperosok oleh fatamorgana dunia,” ujar Isa.
“Setelah mereka, tentu akan ada banyak lagi korban-korban yang berguguran karena memburu dan mencintai dunia. Hati mereka terbutakan oleh dunia, hingga melupakan tujuan utamanya dihadirkan ke dunia (untuk mengabdi pada Allah Swt.),”
“Pemburu dunia tak ubahnya peminum air laut. Semakin banyak minum, makin tambah haus. Ia pun terus minum sampai binasa. Namun demikian, ia tetap tak terpuaskan,” kata Isa as, lebih lanjut.
Ya, dunia. Sedari dulu, bahkan Rasul Saw. mewanti-wanti umatnya untuk tidak ngoyo pada dunia, yang bisa mengakibatkannya rugi dunia, bahkan akhirat. Perhatikan, betapa banyak orang yang awalnya dikenal sebagai orang baik, sholeh, pemurah, namun ketika dihadapkan dunia justru malah semakin lupa.