Al-Qari dalam al-Mirqat berkata, Kebanyakan azab (umat ini) akibat perbuatan mereka akan dibalas di dunia dengan fitnah-fitnah, penyakit, dan berbagai macam ujian, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya, “Barangsiapa berbuat buruk akan dibalas amalan tersebut.” (Qs. an-Nisa`: 123)
(azabnya di dunia berupa fitnah-fitnah), maksudnya adalah peperangan atau pertikaian di antara mereka. Maksudnya adalah perkara-perkara yang berat dan menakutkan. (pembunuhan) maksudnya adalah sebagian mereka membunuh sebagian yang lain, dan azab di dunia itu lebih ringan daripada azab akhirat.
Al-Munawi berkata, Perkara umat-umat terdahulu berjalan di atas dasar hukum yang adil dan berlandaskan rububiyah, sedangkan umat ini berjalan di atas dasar anugerah dan kemurahan Allah.
Al-Qari berkata, Ada yang berpendapat bahwa hadis ini khusus untuk sekumpulan manusia yang tidak melakukan dosa besar, dan mungkin saja (hadis ini) adalah untuk sekumpulan umat khusus dan mereka adalah orang yang dijamin masuk surga, yaitu para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang telah ditentukan (oleh Allah), sebagaimana firman-Nya,
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi yang Dia kehendaki. (Qs. an-Nisa`: 48)
Al-Mudhir berkata, Hadis ini menjadi masalah jika dipahami bahwa tidak seorang pun dari umatnya (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) yang akan diazab, baik yang melakukan dosa besar atau dosa lainnya. Akan tetapi, sungguh telah datang hadis-hadis tentang diazabnya pelaku dosa besar (bagi umat ini).
Hadis ini tidak menjadi masalah jika dipahami bahwa umat di sini adalah orang-orang yang mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana semestinya, serta orang-orang yang melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Taala dan menjauhi larangan-Nya.