Eramuslim – Umatku ini adalah umat yang dirahmati. Tidak ada azab bagi mereka di akhirat. Azabnya adalah di dunia, berupa fitnah-fitnah, musibah-musibah, dan pembunuhan. (Dari Kitab al-Jami ash-Shaghir: I/65)
Hadis di atas adalah hadis sahih. Dicantumkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Tarikhnya: 1/1/3839, Abu Daud no. 4278, al-Hakim: 4/444, Ahmad: 4/410 dan 418, ath-Thabrani dalam al-Mujam ash-Shaghir hlm. 3, dari jalur Thariq al-Masudi dari Aid bin Abi Burdah dari Ayahnya dari Abu Musa.
Al-Hakim berkata, Sanad hadis ini sahih, dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, Sanadnya hasan (bagus). Hadis ini juga dinilai sahih oleh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, no. 959.
Makna Hadits [1]:
Adzim Abadi berkata, (umatku ini adalah umat yang dirahmati), maksudnya adalah umat ini dikhususkan dengan rahmat yang lebih banyak dan nikmat yang lebih sempurna, atau beban kewajibannya lebih diringankan dibandingkan beban yang dipikul oleh umat-umat sebelumnya. Seperti keharusan membunuh diri bagi umat-umat dahulu yang bertobat, kewajiban zakat yang dikeluarkan sebanyak seperempat dari hartanya, dan keharusan memotong (dan membuang) bagian (baju) yang terkena najis.
(tidak ada azab bagi mereka di akhirat), maksudnya adalah barangsiapa (dari umat ini) diazab (di akhirat), maka mereka tidak diazab seperti azabnya orang kafir.
Al-Munawi berkata, Barangsiapa menyangka bahwa yang dimaksud tidak ada azab atas umat ini adalah azab pada keseluruhan anggota badan (karena anggota wudu tidak akan disentuh api (neraka), maka ini termasuk mengada-ada. Penulis kitab Fathul Wadud berkata, Maksudnya pada umumnya mereka (umat ini) mendapatkan ampunan.