Eramuslim – SERINGKALI menjadi pemicu kegalauan seseorang. Sudah mencapai umur yang pantas untuk menikah, namun belum juga bertemu dengan jodoh, maka hati pun gelisah.
Apalagi kalau umur sudah melewati masa-masa yang menurut kebanyakan orang waktu ideal untuk menikah, maka hati semakin gelisah lagi. Kegelisahan semakin bertambah berat saja manakala teman-teman, saudara, dan orang-orang di sekitar kita bertanya-tanya tentang kapan menikah.
Dalam kondisi demikian, seseorang akan merasa sempit dan sebagian orang memilih untuk menghindar dari pergaulan karena perasaan minder. Padahal semestinya tidak perlu begitu. Mengapa? Karena Allah SWT berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. ar-Ruum [30]: 21).
Allah sudah menyediakan jodoh untuk setiap hamba-Nya. Hanya saja kita perlu ikhtiar untuk menjemputnya. Ada perbedaan mencari dengan menjemput. Kalau mencari digunakan untuk menemukan sesuatu yang belum tentu ada. Sedangkan menjemput digunakan untuk menemukan sesuatu yang sudah ada, hanya saja belum bertemu.
Lantas bagaimana cara menjemputnya? Yaitu adalah ikhtiar memperbaiki diri. Karena Allah berfirman, “Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat perempuan-perempuan yang keji (pula), dan perempuan-perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. An Nuur [24]: 26).