Kemudian juga seorang hamba hendaklah tidak bangga dengan amalannya. Tidak takjub dengan dirinya sendiri. Karena sesungguhnya ketika seseorang merasa takjub dengan dirinya sendiri, ketika itu dia sedang menyekutukan Allah dengan dirinya sendiri. Seakan akan dia telah berjasa kepada Allah dengan amalannya. Padahal, hakekatnya justru sebaliknya. Seorang bisa beramal merupakan taufik dari Allah taala. Ujub kepada diri sendiri sebagaimana halnya syirik dapat menghapus amalan, sebagaimana yang disampaikan Imam Nawawi Rahimahullah.
Dan hal terakhir hendaknya seorang hamba selalu bergaul dan berkumpul dengan orang orang yang ikhlas. Dengan harapan bisa berqudwah dan mengikuti mereka dalam keikhlasan. Dan bukankah seseorang akan berada dalam agama teman dekatnya? Hingga jika kita ingin melihat agama seseorang cukup dengan melihat agama teman dekatnya, Sebagaimana wasiat sang baginda Shallallahu Alaih Wasallam?.3 Maka pilihlah kawan yang baik, maka kita pun akan menjadi baik dengan Izin Allah taala.
Mudah mudahan Allah taala memberikan rahmat dan taufik-Nya kepada kita semua agar senantiasa diberikan keikhlasan dalam beramal. Karena sesungguhnya tidak ada keselamatan kecuali dengan keikhlasan. (Inilah)
Catatan kaki
1 Perkataan Ibnu Qudamah Al Maqdisi dalam Mukhtasor Minhajul Qosidin.
2 Perkataan Abdullah bin Hamzah rahimahullah.
3 HR. Ahmad (8212)