Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah senantiasa mengingat besarnya pahala keikhlasan. Serta akibat dari amalan yang tidak disertai dengan keikhlasan. Bahwa ikhlas merupakan satu satunya jalan menuju syurga. Ikhlas juga merupakan pintu keselamatan dari godaan setan. Sebaliknya, tanpa keikhlasan suatu amal tidak akan diterima, dan tanpanya juga seorang hamba akan terjerumus ke dalam neraka.
Juga selalu mengevaluasi diri dan bersungguh sungguh. Baik sebelum, ketika, dan setelah beramal. Sebelum memulai, berhentilah sejenak, tanyakan kepada jiwa kita, apa yang kita ingingkan dengan amalan ini? Jika yang diinginkannya adalah ridha Allah, atau pahala dari Allah taala, maka hendaklah seseorang meneruskan amalannya. Namun sebaliknya, jika ternyata yang diinginkan hal lain selain Allah taala, maka hendaknya seseorang tidak melanjutkan amalannya sampai meluruskan niatnya. Ketika sedang beramalpun tetaplah melihat hati kita, jangan sampai berubah niatnya, jika kemudian muncul niat lain selain Allah, maka segera palingkan kepada Allah taala. Begitu juga setelah beramal. Jangan sampai muncul keinginan untuk diketahui oleh manusia, hingga kemudian menceritakan amalannya sambil berharap pujian dari mereka.
Memperbanyak ketaatan juga merupakan salah satu cara menghasilkan ikhlas. Karena setan akan selalu berusaha agar seorang hamba meninggalkan ketaatan atau berusaha merusak amalan yang dilakukan oleh seorang hamba. Jika kemudian setan melihat seorang hamba senantia berada dalam ketaatan, dan tidak menghiraukan ajakan setan, bahkan setiap kali setan membisiki seorang hamba namun justru hamba tadi bertambah ketaatan dan keikhlasannya, setan pun akan putus asa dan berhenti dari menggoda hamba tadi, agar tidak menambah pahalanya. Namun jika seorang hamba terkadang taat namun terkadang juga berbuat maksiat dengan menyambut ajaran setan, maka setan akan semakin bersemangat menggoda hamba tadi, begitu kata Hasan Al Bashri.