Eramuslim – DUNIA sedang dilanda wabah virus corona yang berdampak pada semua sektor kehidupan manusia. Korban terus berjatuhan, ekonomi terpuruk, dan ibadah haji tahun ini terancam batal karena pandemi Covid-19. Lalu, bagaimana umat Islam menyikapi kondisi ini?
Syekh Sayyid Abdul Rahim Assegaf Puang Makka atau Habib Puang, Mursyid Tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf, saat memberi tausyiahnya dalam program penguatan pemahaman tarekat mu’tabarah melalui Muzakarah Tarekat 1 secara virtual, Minggu 14 Mei 2020 malam yang digelar oleh Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) Sulawesi Selatan, menjelaskan tiga sikap umat Islam menghadapi pandemi Covid-19.
Kelompok pertama, mereka yang rasional, dengan mematuhi segala aturan protokoler kesehatan dan menerapkannya secara disiplin. Namun upaya taqarrub dan berdoa kepada Allah SWT tidak mendapatkan perhatian, sikap ini tidak salah.
Kelompok kedua, mereka yang menyerahkan sepenuhnya kepada takdir Allah SWT semata. Namun tidak mengikuti anjuran dan imbauan pemerintah, MUI dan aturan protokol kesehatan oleh Kementerian Kesehatan. Dengan kata lain penggunaan pikiran tidak dimanfaatkan, sikap seperti ini pula tidak salah.
Kelompok ketiga, mereka yang menggabungkan keduanya. Kelompok tarekat masuk dalam kelompok ketiga ini. Karena kelompok tarekat yang menghidupkan pikiran dan hati, yaitu mengambil sikap dari kelompok pertama dan kedua. Jamaah dididik tidak hanya menggunakan kekuatan doa semata, tapi dibarengi dengan kekuatan aqliyah.
Banyak para anbiya tidak hanya menggunakan kekuatan doa, tapi tetap melakukan ikhtiar. Rasul SAW ketika akan hijrah ke Madinah, memerintahkan Ali untuk menggantikan posisi tempat tidur Rasul Saw disertai dengan doa (kekuatan batiniyah) yang dibaca Rasul SAW. Kita dapat belajar pada ikhtiar para nabi yang lain dalam kemaslahatan umatnya.